Bengkulu Alami 59 Kejadian Karhutla, 54 Personel Damkar Disiagakan di Titik Rawan
Ilustrasi petugas Damkar-TNI memadamkan api. (dok tni.mil.id)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 54 personel Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) disiagakan di 9 Kecamatan Kota Bengkulu. Mereka diterjunkan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Damkar Kota Bengkulu saat ini siaga dan telah tergabung dalam satgas karhutla yang diketuai oleh kepala BPBD. Dari Damkar, dalam menghadapi cuaca ekstrem ini kami siagakan personel di sembilan kecamatan," Kepala Dinas Damkar Kota Bengkulu Yuliansyah di Kota Bengkulu, Rabu 13 September, disitat Antara.

Yuliansyah menjelaskan upaya itu dilakukan lantaran 59 kali karhutla sudah terjadi di Bengkulu sejak musim kemarau kering terjadi pada 2023. Selain itu, karhutla juga dipicu warga yang sengaja membakar lahan atau hutan.

Puluhan petugas Damkar Kota Bengkulu itu disiagakan di lokasi rentan karhutla, seperti di lapangan golf, kawasan Pantai Panjang, Taman Wisata Alam di Sungai Hitam, lahan warga di wilayah Betungan dan wilayah Air Sebakul.

"Apabila ada sumber air terdekat, kita akan gunakan alat mesin terapung, kita punya unit alat mesin terapung. Memang sejak kemarau pada Januari, kebakaran lahan ada 40 kasus. Sejak dibentuk tim Karhutla ada 19 kasus, tapi yang sangat menonjol ada lima titik," katanya.

Yuliansyah pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan dan hutan dan pihaknya akan terus melakukan pengawasan melekat di titik-titik yang memang betul-betul rawan terjadi kebakaran.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu mendeteksi sebanyak 26 titik panas yang berpotensi terjadinya karhutla yang tersebar di Provinsi Bengkulu.

"Dari pantauan satelit, terdapat titik panas menunjukkan warna kuning yang artinya memiliki tingkat terjadinya kebakaran sedang, namun apapun itu diharapkan warga untuk selalu waspada," kata prakirawan BMKG Fatmawati Soekarno Bengkulu Muhammad Fajar.

Untuk 26 titik panas yang terdeteksi tersebut berada di sejumlah wilayah seperti di Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara.

Sejumlah wilayah tersebut berpotensi terjadi kebakaran hutan lahan dikarenakan wilayah pesisir yang terdapat lahan kebun kelapa sawit.

Dengan tidak adanya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir di Bengkulu menyebabkan banyaknya deteksi titik panas di wilayah tersebut sehingga berpotensi terjadinya kebakaran hutan.