Polusi Udara Picu Kenaikan Kasus ISPA dan Pneumonia di Jabodetabek
Ilustrasi anak dalam perawatan rumah sakit (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Agus Dwi Susanto menyebut tingginya polusi udara di wilayah Jabodetabek menyumbang kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Menurut Agus, fenomena ini merupakan dampak jangka pendek yang disebabkan memburuknya kualitas udara di kawasan tersebut.

"Kalau kita lihat sekarang ini banyak muncul adalah dampak jangka pendek atau akut ya. Beberapa data yang ada menunjukkan peningkatan kejadian infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA itu cukup signifikan," kata Agus, Selasa 12 September.

Agus menjelaskan, berdasarkan laporan tim gugus ISPA DKI Jakarta, terjadi sekitar 100.000 kasus infeksi saluran pernapasan akut dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Berdasarkan hasil riset, lanjut dia, terjadi kenaikan jumlah kasus ISPA dan radang  paru atau pneumonia sekitar 20 persen hingga 30% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Seperti di rumah sakit RSUP Persahabatan juga terjadi peningkatan kasus ISPA dan pneumonia rawat jalan yang meningkat 20 persen hingga 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," ujarnya.

Meski faktor pemicu gejala pneumonia tak hanya polusi, Agus mengatakan, kenaikan polutan matters (pm) 2.5 telah berkontribusi menaikan jumlah kasus ISPA dan pneumonia sekitar 20 - 25 Persen.

"Pneumonia itu bisa terjadi faktor risikonya itu adalah polusi kalau tidak salah angkanya sekitar 20 sampai 25% dan yang lainnya faktor resikonya bukan polusi, artinya, peningkatan Pneumonia yang ada tidak serta merta diakibatkan oleh kaitannya dengan polusi tetapi polusi tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kasus Pneumonia," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi menyebut kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jabodetabek tembus angka 90.546 dalam seminggu, yaitu periode 29 Agustus hingga 6 September 2023.

Bahkan, kenaikan kasus ISPA ini bukan hanya terjadi di Tanah Air, tetapi juga di seluruh dunia. Kemenkes masih mengkaji hubungan antara meningkatnya kasus ISPA dengan polusi udara di Jakarta.