Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno, Jawa Timur, mengoptimalkan sumber air di hotel sekitar.

Hal tersebut, lanjutnya, lantaran di kawasan pegunungan sangat sulit mencari sumber air, sehingga helikopter water bombing butuh waktu sekitar 20-30 menit untuk bolak-balik mengambil air.

"Karena sangat sedikit ketersediaan kalau kita melihat pegunungan, embung danau kecil itu sangat susah untuk untuk di kawasan pegunungan. Seperti kawasan Arjuna kita mengambil dari kolam renang salah satu hotel yang ada di situ, jadi bisa dibayangkan effort (upaya)-nya cukup luar biasa," ujar Abdul dalam Disaster Brieifing dilansir ANTARA, Senin, 11 September.

Abdul mengatakan hampir dua minggu lebih Satgas Udara memadamkan api dan saat ini masih menunjukkan eskalasi.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pada Jumat (8/9) telah meninjau langsung pemadaman karhutla Gunung Arjuno, dan pada saat itu 80 persen api permukaan dinyatakan padam.

Akan tetapi kondisi cuaca panas masih dapat kembali mempengaruhi panas dari pohon-pohon terbakar yang masih menyimpan bara. Angin menjadi katalis bagi penyebaran api kembali.

"Jumat kemarin masih ada beberapa titik api di sisi daerah Kota Batu Malang, yang Singosari itu sudah mulai terkendali," kata Abdul.

Luas lahan yang terbakar dari seluruh wilayah Gunung Arjuno telah mencapai kurang lebih 4.796 hektare.