Rempang Mencekam Pasca-bentrok, Kapolres Minta Warga Tak Halangi Petugas Masuk
Mobil water canon milik Polri memadamkan api di atas kontainer yang dibakar warga, Kamis (7/9). (ANTARA/Yude)

Bagikan:

BATAM - Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto terus mengimbau masyarakat agar tak menghalangi jalannya personel keamanan yang akan memasuki Kawasan Rempang, Batam.

Melalui pengeras suara, Kapolres Nugroho meminta agar masyarakat Pulau Rempang yang memblokir jalan masuk wilayah tersebut dapat mundur dengan teratur. Mengingat, tindakan yang dilakukan telah melawan aturan hukum.

"Kepada saudara-saudara saya ingatkan, bahwa apa yang saudara lakukan ini sudah melanggar hukum. Kami meminta saudara-saudara agar tidak bertindak anarkis, kami tidak akan segan mengambil tindakan tegas, apabila kalian masih melakukan perlawanan," kata Kapolres  di Pulau Rempang dilansir ANTARA, Kamis, 7 September.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menjelaskan pengembangan Kawasan Rempang ini akan melibatkan masyarakat setempat.

Karena itu, pihaknya mengajak agar masyarakat tak terpengaruh dengan informasi negatif yang telah beredar dari mereka yang tak bertanggung jawab.

"BP Batam sudah menyampaikan bahwa hak masyarakat terdampak pembangunan sudah diperhatikan. Semoga masyarakat bisa memahaminya," kata dia.

Sampai saat ini, petugas gabungan beratribut lengkap masih menjaga di kawasan tersebut sambil terus menembakkan gas air mata untuk membubarkan warga yang memblokir jalan.

Bentrokan antara petugas gabungan dari Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP dengan warga di Pulau Rempang masih berlanjut hingga malam ini, Kamis (7/9).

Wartawan Antara melaporkan, situasi di lokasi masih terus mencekam hingga malam ini. Petugas gabungan masih berusaha membujuk warga yang menolak agar tidak anarkis dalam proses pengukuran lahan di Kawasan Rempang yang akan dijadikan proyek strategis nasional tersebut.

Di lokasi, warga yang menolak, mencoba mengusir petugas dengan berbagai cara.

Ada yang menebang pohon-pohon besar hingga menutup jalan, membakar ban di tengah jalan, menggunakan ketapel berisikan batu, melempar batu bahkan sampai melemparkan bom molotov ke arah petugas.