JAKARTA - Rupiah masih bergerak melemah sesuai prediksi para analis. Rupiah di pasar spot loyo 0,81 persen ke level Rp13.872 per dolar Amerika Serikat (AS), dibanding penutupan sebelumnya di Rp13.760 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, kekhawatiran pasar kembali meningkat karena penyebaran virus corona menunjukkan kenaikan di beberapa lokasi atau negara di luar pusat wabah, provinsi Hubei China, seperti di Korea, Jepang, Iran, dan lain-lain.
"Kekhawatiran ini mendorong pasar masuk ke aset safe haven seperti Emas dan obligasi pemerintah AS, sehingga harga emas melejit dan terus naik ke area 1.649 dolar AS per troy ons di Jumat Malam kemarin dan Senin pagi ini sudah naik ke 1.681 dolar AS per troy ons.
"Serta yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus turun ke area 1,47 persen setelah sebelumnya berkonsolidasi di kisaran 1,6 persen. Itu menyebabkan aset berisiko seperti rupiah lanjut tertekan hari ini," ujar Ariston kepada VOI.
Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya. Won Korea menurun 0,90 persen terhadap dolar AS, ringgit Malaysia menurun 0,79 persen per dolar AS.
Selanjutnya baht Thailand juga melemah 0,28 persen per dolar AS, dan rupee India turun 0,21 persen per dolar AS.