REJANG LEBONG - Puluhan hektare sawah milik petani di Kelurahan Talang Benih, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu yang baru berumur tiga pekan mengalami kekeringan dan terancam mati.
"Sawah di sini yang baru ditanam sekitar tiga minggu lalu ada 20 hektare, air irigasinya kering sehingga tidak bisa mengalir ke sawah-sawah yang baru ditanam. Jika tidak turun hujan dalam beberapa hari ini padi-padinya akan mati kekeringan," kata Rohman ketua RT 04 Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup, Antara, Selasa, 5 September.
Areal persawahan di Kelurahan Talang Benih selama ini memanfaatkan air irigasi yang mengalir di wilayah itu.
Namun belakangan airnya mulai menyusut dan tidak sampai lagi ke bagian hilir tempat sawah mereka akibat musim kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan.
Musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong terbilang cukup parah karena biasanya tidak sampai membuat air irigasi di tempat itu mengering.
Rohman mengaku mengolah sawah seluas 1,1 hektare dengan menggunakan bibit padi jenis Ciherang sebanyak dua kaleng berkisar 32 kg. Jika kondisi normal sawah ini akan menghasilkan 85 kaleng beras, di mana per kaleng berisi beras seberat 16 kg, atau mencapai 1,36 ton beras.
Tetapi musim kemarau yang melanda daerah itu diperkirakan Rohman membuat produksi sawahnya yang dikontraknya itu tidak akan optimalkan bahkan terancam gagal.
Dirinya berharap agar hujan segera turun, dan pemerintah daerah setempat dapat membantu mereka karena sudah mengeluarkan biaya untuk pengolahan lahan, pembelian bibit dan obat-obatan pertanian.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong Zulkarnain mengatakan, dirinya belum mendapatkan laporan adanya lahan pertanian sawah di daerah itu yang mengalami kekeringan akibat pengaruh musim kemarau yang terjadi di Tanah Air saat ini.
Pihaknya mengimbau petugas penyuluh pertanian untuk memantau lahan pertanian sawah yang sudah ditanam.
BACA JUGA:
Selain itu, meminta lainnya menunda penanaman padi atau menggantinya dengan tanaman lain yang tidak banyak membutuhkan air seperti jagung atau umbi-umbian, demikian Zulkarnain.