JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, mengatakan transportasi barang dari satu wilayah ke wilayah lain masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Sehingga dibutuhkan pembangunan infrastruktur di sektor transportasi demi efisiensi logistik.
Selain memperkuat konektivitas, kata dia, pemerintah terus memikirkan cara-cara baru untuk melancarkan pendistribusian logistik ke seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan perbatasan.
"Kita sedang menjajaki penggunaan kapal udara kargo untuk memudahkan distribusi logistik, bantuan untuk korban bencana, atau pembangunan jaringan listrik dan komunikasi," kata Moeldoko usai memimpin rapat koordinasi tentang Optimalisasi Transportasi Udara untuk efisiensi logistik bersama kementerian/lembaga, di gedung Bina Graha Jakarta, Senin 4 September.
Pada rapat koordinasi tersebut, Kantor Staf Presiden bersama kementerian/lembaga juga menerima audiensi perusahaan asal Perancis, Flying Whales. Perusahaan ini mengembangkan pesawat kargo mirip balon udara yang diberi nama LCA60T.
Pesawat kargo ini memiliki sistem penerbangan Vertical Takeoff and Landing (VOTL). Sehingga tidak memerlukan infrastruktur tambahan untuk beroperasi.
Dari video yang dipresentasikan, pesawat kargo LCA60T ini memiliki tampilan luar serupa dengan balon tradisional, dan mampu membawa beban hingga 60 ton. Pesawat ini diklaim memiliki konsep ramah lingkungan dengan mengandalkan tenaga helium, dan propulsi hybrid-elektrik untuk terbang.
"Ini bisa menjadi salah satu solusi efisiensi logistik. Dan kita sekarang sedang bekerja keras untuk mengurangi biaya logistik," ujar Moeldoko.
BACA JUGA:
Meski dinilai efektif dan efisien dalam pendistribusian logistik, sambung Panglima TNI 2013-2015, penggunaan pesawat kargo seperti yang dikembangkan Flying Whales masih belum bisa dilakukan. Sebab regulasi yang mengaturnya belum ada. "Inikan perpaduan Airplane Mode dengan balon udara. Kita belum punya regulasinya," jelasnya.
"Kalau dari sisi penggunaannya tadi kementerian/lembaga menyambut baik demi efisiensi logistik," pungkas Moeldoko.