Bamsoet: KKB Harus Dihentikan dengan Sikap Keras, Bukan Diskusi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengutuk keras pembunuhan terhadap aktivis kemanusiaan Papua Michelle Kurisi Doga oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.

"Aksi KKB kembali memakan korban jiwa. Kali ini aktivis kemanusiaan Papua Michelle Kurisi Doga yang menjadi korban. Aksi pembunuhan dan teror berkelanjutan oleh KKB harus dihentikan dengan sikap keras dan tegas oleh aparat keamanan, bukan dengan diskusi. Mengingat pendekatan damai yang telah diupayakan selama ini selalu ditolak oleh KKB," kata Bamsoet, mengutip Antara, Minggu, 3 September.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menegaskan, situasi konflik di Papua, khususnya di wilayah pegunungan, tidak bisa dipandang sederhana.

Sejumlah aksi yang mengatasnamakan kemanusiaan pun tidak luput dari respons brutal KKB. Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah tenaga kesehatan serta puskesmas yang secara resmi menjalankan tugas dan kewajibannya, pun diperlakukan secara tidak manusiawi.

"Peristiwa brutal yang dialami oleh Michelle semakin menegaskan bahwa KKB secara terang-benderang hendak menunjukkan eksistensinya. Eksistensi itu tidak cukup hanya melalui legitimasi sebagai teroris yang menebar teror dan ketakutan kepada warga sipil, tapi juga kepada aparat keamanan. Hal ini menjadi tantangan yang semakin terjal bagi aparat keamanan, khususnya TNI dan Polri untuk senantiasa menyusun dan mengambil langkah-langkah komprehensif," kata Bamsoet.

Lebih lanjut Bamsoet menerangkan, manuver TNI dan Polri untuk 'menumpas' gerakan kriminal bersenjata yang didalangi oleh para teroris Papua yang mengatasnamakan apapun, tidak lagi cukup dengan pendekatan persuasif.

Sudah saatnya TNI dan Polri dan segenap kekuatan negara menyatukan barisan dan kekuatan untuk menjadikan wilayah Papua yang menjadi 'kekuasaan' KKB dan kelompok lainnya, sebagai wilayah 'musuh negara'.

"Penumpasan tidak boleh lagi sekedar retorika. Tetapi aksi konkret yang dilegitimasi oleh negara dan rakyat Papua yang selama ini memendam kekhawatiran dan ketakutan akibat kekerasan KKB," tutur Bamsoet.

Dia pun mengajak seluruh anak bangsa untuk membuka mata dan pikiran, bahwa Papua sedang membutuhkan perhatian yang lebih. Berbagai upaya dialogis yang selama ini diajukan justru tidak menuai respons baik dari KKB dan kelompok-kelompok kriminal tersebut.

"Seluruh elemen negara dan masyarakat serta rakyat Indonesia, harus memberikan dukungan penuh pada apapun tindakan yang dilakukan TNI dan Polri. Sejauh itu bertujuan untuk membumihanguskan para pengacau keamanan dan penindas kemanusiaan di Tanah Papua," pungkasnya.