Bagikan:

BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menutup sementara kegiatan wisata air di Sungai Oyo kawasan Selopamioro Park, Kecamatan Imogiri, untuk melakukan perbaikan kapasitas pengelolaan destinasi wisata tersebut.

Camat Imogiri Slamet Santosa mengatakan penutupan sementara itu diberlakukan mulai 30 Agustus 2023, setelah dilakukan evaluasi bersama oleh Pemkab Bantul dan pihak terkait menyusul dua kejadian kecelakaan air dalam waktu berdekatan dan menyebabkan korban meninggal.

"Pertumbuhan wisata di sekitar Sungai Oyo mengalami pasang surut, dan apapun yang terjadi adalah tanggung jawab bersama. Termasuk kejadian kecelakaan air belum lama ini menjadi bahan evaluasi agar kapasitas pengelolaan wisata di Selopamioro Park menjadi lebih baik," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 31 Agustus.

Selama penutupan wisata air Sungai Oyo, diharapkan seluruh pihak terkait bisa berbenah, meningkatkan kapasitas pengelolaan, memetakan titik-titik rawan, hingga menambah rambu-rambu peringatan yang mudah dibaca pengunjung.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Bantul Yuli Hernadi mengatakan wisata air di Sungai Oyo tergolong berbahaya sehingga soal keamanan harus diperhatikan serius, karena itu peningkatan kapasitas dan keamanan wisata air harus dilakukan.

"Standard keamanan itu wajib. Soal pelampung misalnya, semua pengunjung wajib menggunakan pelampung kalau ingin menikmati wisata air. Walaupun sudah ahli dalam berenang, pelampung itu tetap wajib," katanya.

Selain itu, kata dia, legalitas pengelolaan destinasi wisata juga betul-betul harus diperhatikan karena akan mempermudah alur pembinaan dan penyelesaian apabila ada hal-hal darurat yang terjadi di lapangan.

Sementara itu, Kasiop SAR DIY Distrik Bantul Bondan Supriyanto mengatakan Sungai Oyo memiliki karakteristik yang terlihat tenang di permukaan, namun memiliki beberapa pusaran air dan arus bawah sungai yang tidak tertebak.

"Berdasarkan mitigasi yang kami lakukan dari 2017-2018, di sebagian Sungai Oyo memiliki pusaran air. Ini disebabkan karena adanya cadas-cadas atau batu alam yang menyebabkan rongga-rongga air di bawah. Jadi, meski permukaan air terlihat tenang, bisa menyebabkan pengunjung yang tidak hati-hati bisa tersedot pusaran air," katanya.