Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Pemilu di Ukraina mungkin bisa diselenggarakan tahun depan sesuai jadwal, namun negara tersebut memerlukan dukungan finansial untuk pelaksanaan yang tidak mudah dan dapat diikuti semua warga negara itu di tengah peperangan.

Dalam wawancara dengan media lokal, Presiden Zelensky mencatat, Amerika Serikat pernah mengadakan Pemilu selama Perang Dunia Kedua.

"Kami membela demokrasi dan tanah kami. Itu sebabnya orang-orang membicarakan (tentang Pemilu). Ada proses politik. Itu tidak bisa dilarang," ujarnya seperti mengutip CNN 28 Agustus.

Di bawah keadaan darurat militer saat ini di Ukraina, pemilihan umum tidak dapat dilakukan. Namun, Presiden Zelensky mengatakan: "Jika anggota parlemen kami siap, karena kami perlu mengubah Undang-undang Pemilu, kami harus melakukannya dengan cepat."

Lebih jauh Presiden Zelensky mengatakan, dia tidak akan mengambil uang yang dialokasikan guna membeli senjata, untuk dibelanjakan kebutuhan Pemilu, berharap Amerika dan Eropa akan memberikan dukungan finansial.

Di antara tantangan-tantangan yang diajukan oleh presiden Ukraina, ia mengatakan: "Kita harus membawa para pengamat ke garis depan sehingga kita dapat menyelenggarakan Pemilu yang sah dan diakui seluruh dunia."

Tantangan lain yang dihadapi untuk menggelar Pemilu adalah, memastikan jutaan warga Ukraina di wilayah Eropa dan lainnya dapat memilih. Ia menekankan, setiap warga Ukraina harus diberikan kesempatan untuk memilih.

"Kita membutuhkannya agar menjadi pilihan masyarakat, agar tidak memecah belah rakyat kita, sehingga militer dapat memilih. Mereka membela demokrasi saat ini, dan tidak adil jika tidak memberi mereka kesempatan ini karena perang. Itulah satu-satunya alasan saya menentang Pemilu," urainya.

"Saya tidak ingin pihak berwenang dianggap sebagai pihak yang memegang kekuasaan. Saya tidak berpegang pada apa pun. Saya ingin mengadakan pemilu. Saya ingin melakukannya dalam waktu satu tahun," pungkas Presiden Zelensky.