JAKARTA - Budiman Sudjatmiko membantah pernyataan politikus PDIP yang menyebut partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini membayari utang pribadinya.
Sebagaimana diketahui, polemik antara Budiman dengan PDIP semakin memanas setelah Budiman menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
"No, no, no. Tidak, tidak. Enggak ada (PDIP membayari utang). Tidak serupiah pun. Saya kalau ada urusan pribadi, tidak pernah membebani partai," kata Budiman saat ditemui di acara Kopdarnas PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Agustus.
Budiman mengklaim dirinya tidak pernah menjadikan uang sebagai motivasi utama dalam menjalani pekerjaannya dan sebagai kader partai.
"Kalau uang jadi motivasi utama, tentu saya sudah menjadi politisi yang kaya raya dengan 10 tahun di DPR. Jadi tidak pernah saya berbicara soal kepentingan uang, finansial pribadi. Itu ada tempat lain, dan itu tidak ada hubungannya dengan politik, ya," ungkap Budiman.
BACA JUGA:
Sebelumnya, politikus PDIP Deddy Sitorus menyinggung jasa partai terhadap Budiman untuk menyelamatkan nama baiknya, mulai dengan membereskan masalah politik hingga utang pribadi.
Hal tersebut menanggapi sikap Budiman yang merasa dirinya seorang kader PDIP sejati, sementara telah mendukung capres lain ketika partainya mengusung Ganjar Pranowo.
"Kita mau menunggu dia punya kebesaran hari, menghormati masa lalunya di PDIP. Karena bertahun-tahun dia di PDI Perjuangan itu kita bukan hanya masalah politiknya, masalah utang-utang pribadinya kita beresin, supaya menjaga nama baiknya," ungkap Deddy.
Selain itu, PDIP juga kerap memberi panggung kepada Budiman untuk menjadi pembicara maupun narasumber. Deddy lantas menantang Budiman untuk mengungkap apa saja jasa PDIP terhadap dirinya selama ini.
"Suruh saja dia ngaku tuh, apa saja yang sudah kita bantu. Urusannya bukan urusan ratusan juta, miliaran," tegasnya.
Dedi menyinggung balasan Budiman setelah banyak hal yang dilakukan PDIP terhadap mantan pentolan PRD itu. Dia menyebut, Budiman memilih menghilang setelah kalah saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu.
"Setelah dia kalah di Pemilu 2019, dia menghilang. Itupun kalau kita undang untuk menjadi narasumber di pelatihan di mana kita beri tempat," imbuhnya Dedi.