JAKARTA - Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Tanzania, Afrika Timur, membuahkan kesepakatan kerja sama di bidang perdagangan, energi, ketahanan kesehatan, hingga pertanian.
"Global south berisikan 85 persen populasi dunia, sehingga seharusnya dunia mendengarkan suara dan kepentingan negara-negara di global south, termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan yang disiarkan secara daring melalui YouTube Sekretariat Presiden dikutip ANTARA, Selasa, 22 Agustus.
Dalam pertemuan dua Kepala Negara di Dar Es Salaam State House, dibahas sejumlah kerja sama bilateral dan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman.
Pertama, Indonesia mendorong dibentuknya perjanjian perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) untuk lebih mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara yang mengalami tren peningkatan sebesar 20,7 persen di 2022.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan keinginan Indonesia meningkatkan investasi di Tanzania, termasuk pengelolaan blok gas di Teluk Mnazi, Tanzania, oleh BUMN Indonesia serta pengelolaan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk.
"Kerja sama ini sangat strategis dan akan memperkokoh kerja sama antarnegara berkembang. Selain itu, saya mengusulkan dibentuknya bilateral investment treaty untuk menjamin perlindungan dan kelangsungan investasi kedua negara," ujarnya.
Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia menjadi bagian dalam pembangunan ketahanan kesehatan di Tanzania, dengan menghadirkan produk ekspor industri farmasi Indonesia.
"Indonesia berkomitmen menjadi bagian dalam membangun ketahanan kesehatan Tanzania, berupa perusahaan farmasi Indonesia akan mengekspor produk perdananya di Tanzania sebagai bentuk kontribusi memenuhi kebutuhan produk farmasi di Tanzania," tuturnya.
BACA JUGA:
Presiden Jokowi menyampaikan komitmennya untuk mewujudkan kolaborasi konkret, salah satunya melalui rencana revitalisasi farmer agriculture and ruler training center di Morogoro, Tanzania.
"Indonesia sedang merampungkan grand design pembangunan lima tahun ke depan untuk Afrika," imbuhnya.
Dalam pidatonya, Jokowi mengemukakan Tanzania memiliki akar sejarah yang memperkokoh hubungan Indonesia dan negara-negara Afrika sejak konferensi Asia Afrika 1955 dan Gerakan Non-Blok 1951.
"Spirit Bandung harus kita pertebal untuk solidaritas dan kolaborasi antarnegara-negara di global south, harus terus diperkokoh," ujarnya.