MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) terus menjajaki rencana penerbangan langsung antara Australia dan Lombok.
Kepala Dinas Perhubungan NTB Lalu Moh Faozal mengatakan penjajakan rencana penerbangan langsung ini terutama dari Perth Australia ke Lombok.
"Untuk penerbangan langsung semua kami jajaki, terutama ini Perth Australia," ujar Lalu Faozal, di Mataram, dilansir ANTARA, Jumat, 18 Agustus.
Dia mengatakan peluang penerbangan langsung dari Perth Australia ini cukup terbuka lebar. Karena dari sisi bisnis cukup menguntungkan, terutama dari sisi wisatawan Australia yang ke Lombok cukup besar.
"Karena bicara bisnis, sehingga mana yang paling menguntungkan maskapai pasti ambil. Tapi komunikasi terakhir kami dengan pihak maskapai itu untuk jangka pendek paling memungkinkan akan membuka dari Perth-Lombok," kata Faozal.
Terkait operator maskapai yang akan melayani rute itu ada dua, yakni Jetstar dan AirAsia. Hanya saja menurut Faozal, untuk maskapai Jetstar kemungkinan untuk slot penerbangannya sudah penuh.
"Untuk maskapai yang basisnya Australia (Jetstar, Red) sudah habis sebenarnya tinggal maskapai dari Indonesia yang masih ada tempat duduk, seperti AirAsia. Karena soal penerbangan ini dua sisinya harus seimbang antara jumlah penumpang dari Indonesia dan Australia," kata mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini.
Faozal menegaskan tidak ada permintaan subsidi oleh pihak maskapai kepada pemerintah daerah, sehingga bisa melayani penerbangan langsung.
"Belum ada pembicaraan sampai permintaan subsidi. Tapi mereka masih menghitung, karena ada yang harus didiskusikan dengan maskapai terutama perjanjian B to B antara Australia dan Indonesia," ujarnya lagi.
Namun demikian, katanya, mengingat persoalan penerbangan terkait bisnis, maka pihak maskapai perlu memastikan penumpang ketika benar-benar rute tersebut dibuka.
"Sekali lagi ini tentang kapasitas tempat duduk, karena soal penerbangan ini dua sisinya harus seimbang antara jumlah penumpang yang pergi dan pulang baik dari Indonesia dan Australia," katanya.
BACA JUGA:
Diketahui wisatawan asal negeri jiran Malaysia mendominasi kunjungan ke NTB melalui pintu kedatangan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam) di Kabupaten Lombok Tengah.
"Itu data dari periode 1 Januari sampai 31 Juli 2023," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady.
Rinciannya di urutan pertama Malaysia sebanyak 9.965 orang. Disusul di tempat kedua Singapura sebanyak 4.581 orang, di tempat ketiga Inggris sebanyak 1.604 orang, dan ke empat Jerman 1.217 orang.
Kemudian, kelima Prancis sebanyak 1.125 orang, China 959 orang, Amerika Serikat 763 orang, Australia 744 orang, Belanda 573 orang, dan India 427 orang sehingga total keseluruhan sebanyak 21.958 orang.
"Ini baru yang masuk melalui bandara menggunakan pesawat, belum yang masuk dari pelabuhan kita, terutama yang datang dari Bali ke Gili Trawangan. Ini saja sehari bisa sampai 2.500-3.000 wisatawan yang datang ke Gili Trawangan," ujarnya.
Menurut dia, jumlah wisatawan yang datang ke NTB diprediksi akan terus meningkat sampai akhir tahun 2023, seiring rencana sejumlah maskapai penerbangan yang akan membuka rute internasional baru, di antaranya Super Air Jet dari Malaysia ke Lombok pada 23 Agustus ini.
"Biasanya yang melayani Malaysia- Lombok setiap hari ini maskapai Air Asia, sekarang bertambah Super Air Jet. Dan Malaysia ini adalah pasar kita," katanya.
"Belum lagi nanti Air Asia yang berencana membuka rute Perth atau Melbourne Australia. Ini komunikasinya terus berjalan," ujar Jamaluddin.
Pihaknya optimis rencana kehadiran rute-rute baru internasional tersebut, dan wisatawan yang datang melalui tiga pelabuhan di Bali ke tiga Gili (Trawangan, Meno dan Air), termasuk di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika target 2 juta wisatawan ke NTB bisa tercapai di 2023.
"Jadi adanya rute-rute baru ini akan menambah wisatawan ke NTB, khususnya dari mancanegara, karena itu kita terima kasih kepada Angkasa Pura, Dinas Perhubungan NTB, pelaku industri pariwisata dan seluruh pihak atas kerja sama selama ini," katanya.