JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku hasil pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Provinsi Jawa dan Bali tidak sesuai harapan.
Sebab, setelah diterapkan selama tiga pekan, angka kasus COVID-19 di Jakarta malah meningkat. Per tanggal 1 Februari, ada 24.793 kasus aktif COVID-19, dengan akumulasi 273.332 kasus.
Sementara, tingkat positif dari jumlah spesimen yang dilakukan pemeriksaan PCR atau positivity rate sebanyak 17,4 persen.
"Evaluasinya PPKM memang belum membuahkan hasil yang baik seperti harapan kita bersama. Memang disebabkan akibat libur panjang akhir tahun," kata Riza kepada wartawan, Selasa, 2 Februari.
BACA JUGA:
Selain dampak liburan akhir tahun, Riza menganggap tingginya kasus COVID-19 juga disebabkan masyarakat yang sudah jenuh untuk tetap tinggal di rumah. Sehingga, banyak yang bepergian ke luar dan bertemu banyak orang.
Selain itu, kata Riza, hal ini juga disebabkan tingginya jumlah pemeriksaan COVID-19 DKI. "Angka penyebaran ini juga tinggi disebabkan oleh tingginya testing yang dilakukan oleh Pemprov DKI sudah 111 ribu dalam sepekan. Artinya, 11 kali lebih tinggi dari yang diminta oleh WHO," ungkap Riza.
Meski PPKM tak memiliki hasil yang optimal dalam melandaikan kasus, Riza masih menganggap kebijakan tersebut sebagai hal yang baik. Sebab, PPKM menyeragamkan aturan pembatasan di sejumlah daerah.
"PPKM ini ada baiknya. Kenapa? Karena, dengan adanya PPKM ini, (pemerintah) pusat menyeragamkan kebijakan dari semua daerah. Tidak hanya Jakarta atau Jabodetabek, tapi juga se-Jawa dan Bali," ujar dia.