JAKARTA - Partai Demokrat merespons pernyataan Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah yang mengungkit adanya dukungan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014.
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menilai pernyataan Basarah salah analisa. Sebab menurutnya, sebagai kepala negara saat itu SBY bersikap netral.
"Netral, (Basarah, red) salah analisa," ujar Andi Arief kepada wartawan, Senin, 14 Agustus.
Andi pun tak mau menanggapi lebih lanjut lantaran pernyataan Basarah tidaklah benar.
"Malas nanggapi, karena enggak jelas, enggak benar statementnya," tegas Andi.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengungkit soal kemenangan partainya pada Pilpres 2014. Di mana kala itu, Joko Widodo bisa menang melawan Prabowo Subianto yang didukung oleh penguasa, dalam hal ini Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhono (SBY).
Hal ini dikatakan Basarah menanggapi keputusan Golkar dan PAN yang bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB untuk mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden.
"(Pilpres, red) 2014 juga kami ramping, kami menghadapi calon presiden, calon wakil presiden yang didukung oleh presiden yang sedang berkuasa waktu itu. Pak Hatta Rajasa kan besannya Presiden SBY pada waktu itu," ujar Basarah di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Agustus.
Basarah juga mengungkit soal PDIP yang dianggap bukan partai yang besar oleh sejumlah pakar politik. Terlebih dukungan ke Joko Widodo (Jokowi) kala itu hanya dari NasDem, Hanura dan PKB.
"Partai-partai yang dihitung oleh para pengamat politik bukan partai besar pada waktu itu, hanya dengan NasDem, PKB, dan Hanura. Sementara Pak Prabowo dan Hatta Rajasa didukung partai-partai besar dan pada waktu itu," kata Basarah.
"Presiden SBY yang sedang berkuasa saat itu juga partainya mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa pada waktu itu kalau tidak salah," sambungnya.