Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat percaya, pengiriman biji-bijian gratis dari Rusia ke sejumlah negara Afrika tidak akan menghentikan kenaikkan harga maupun mengubah situasi pasar pangan, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Prancis RFI.

"Rusia tampaknya telah mengungkapkan gagasan untuk mengekspor 50.000 metrik ton biji-bijian ke lima atau enam negara. Di bawah perjanjian, yang telah dirobek oleh Rusia, kami mengekspor 20 juta metrik ton ke negara-negara berkembang," ujar Menlu Blinken, melansir TASS 8 Agustus.

"Jadi, 50.000 ton yang diusulkan oleh Rusia versus 20 juta ton yang diekspor di bawah perjanjian; tidak ada perbandingannya. Apa yang diusulkan Rusia hanyalah setetes air di dalam ember. Itu tidak mengatasi masalah," lanjutnya.

"Itu tidak akan menghentikan kenaikan harga. Ini tidak akan mengubah fakta bahwa jutaan ton biji-bijian telah dihapus dari pasar dan tidak tersedia bagi mereka yang membutuhkan, terutama di negara-negara berkembang," tandas Menlu Blinken.

Diketahui, paket dokumen yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah pasokan pangan dan pupuk di pasar global, atau Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, ditandatangani pada 22 Juli 2022 di Istanbul dan diperpanjang beberapa kali setelah itu sebelum akhirnya berakhir pada 17 Juli.

Rusia menolak untuk memperpanjangnya lagi, karena bagian dari kesepakatan yang membayangkan penghapusan hambatan untuk ekspor pertanian Rusia tidak pernah diimplementasikan.

Kendati demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah bahwa Rusia akan melanjutkan kesepakatan tersebut setelah tuntutannya dipenuhi.

Dalam pertemuan dengan pemimpin negara-negara Afrika bulan lalu di St. Petersburg, Presiden Putin mengatakan akan memberikan puluhan ribu ton biji-bijian dalam beberapa bulan meskipun ada sanksi Barat, yang menurutnya mempersulit Moskow untuk mengekspor biji-bijian dan pupuknya.

Ia mengatakan, Rusia mengharapkan rekor panen biji-bijian dan siap menggantikan ekspor biji-bijian Ukraina ke Afrika, baik secara komersial maupun bantuan untuk menghormati apa yang dia katakan sebagai peran penting Moskow dalam ketahanan pangan global.

"Kami akan siap untuk menyediakan Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah dan Eritrea masing-masing 25-50.000 ton biji-bijian gratis dalam 3-4 bulan ke depan," kata Presiden Putin pada KTT Rusia-Afrika, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan lonjakan harga pangan dunia akibat berakhirnya kesepakatan Laut Hitam dan pemboman Rusia atas pelabuhan Sungai Danube yang telah digunakan Ukraina sebagai rute ekspor, "sangat menghancurkan bagi negara-negara rentan yang berjuang untuk memberi makan rakyatnya".

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Uni Afrika Azali Assoumani menyerukan Rusia dan Ukraina "hidup berdampingan secara damai, mengatakan ini akan menyelamatkan nyawa orang-orang yang bergantung pada ekspor makanan kedua negara tersebut.