Bagikan:

JAKARTA - Junta Niger pada Hari Senin menunggu respons dari blok regional Afrika Barat setelah para pemimpin kudeta mengabaikan tenggat waktu untuk mengembalikan presiden yang digulingkan, langkah yang diperingatkan blok itu dapat mengarah pada intervensi militer.

Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengatakan akan mengeluarkan pernyataan tentang langkah selanjutnya, menanggapi penolakan junta untuk mundur pada Hari Minggu, karena kekuatan asing mengatakan mereka mengharapkan resolusi damai.

Pada Hari Minggu, ketika tenggat waktu berakhir, junta menutup wilayah udaranya sampai pemberitahuan lebih lanjut, mengatakan telah ada pengerahan pasukan untuk persiapan intervensi.

"Angkatan bersenjata Niger dan semua pasukan pertahanan dan keamanan kami, didukung oleh dukungan rakyat kami yang tak putus-putusnya, siap untuk mempertahankan keutuhan wilayah kami," kata seorang perwakilan junta dalam sebuah pernyataan di televisi nasional, melansir Reuters 7 Agustus.

Eskalasi kebuntuan dengan ECOWAS akan semakin mengguncang salah satu wilayah termiskin di dunia, yang berada dalam cengkeraman krisis kelaparan dan memerangi pemberontakan agamis yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang melarikan diri.

Sementara itu, kepala pertahanan ECOWAS menyetujui kemungkinan rencana aksi militer jika presiden yang ditahan, Mohamed Bazoum, tidak dibebaskan dan dipulihkan, meskipun mereka mengatakan keputusan operasional kapan dan di mana serangan akan dilakukan, bakal diputuskan oleh para kepala negara.

Diketahui, ECOWAS telah mengambil sikap keras pada perebutan kekuasaan 26 Juli, kudeta ketujuh di kawasan itu dalam tiga tahun. Mengingat kekayaan uranium dan minyaknya serta perannya yang sangat penting dalam perang dengan militan Islam, Niger memiliki kepentingan ekonomi dan strategis bagi Amerika Serikat, Eropa, China dan Rusia.

Sedangkan junta yang berkuasa di negara tetangga, Mali dan Burkina Faso, akan membela Niger jika diperlukan. Kedua negara mengirim delegasi ke Niamey untuk menunjukkan solidaritas, kata tentara Mali di media sosial pada Senin.

Adapun sekutu Afrika dan Barat telah memberlakukan sanksi dan memotong bantuan ke Niger, guna menekan junta untuk mundur.