Bagikan:

GARUT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah menerjunkan tim kesehatan untuk memeriksa kesehatan warga yang selama ini diketahui kontak erat maupun dekat di lingkungan tempat tinggal pasien yang diduga terjangkit difteri.

"Sudah kami periksa juga meski tidak bergejala. Kami periksa juga semua yang kontak erat," kata Kepala Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani saat dihubungi wartawan di Garut, Antara, Senin, 7 Agustus.

Dinkes Garut sudah mendapatkan informasi adanya satu orang perempuan usia 24 tahun yang meninggal dunia karena diduga terjangkit difteri di Kecamatan Samarang.

Kondisi pasien memang menunjukkan gejala yang mengarah seperti terjangkit diferi. Tapi, sambung Leli, dugaan itu harus dibuktikan dengan pemeriksaan lebih lanjut yang hingga kini hasilnya pun belum dapat diketahui.

"Kami sudah melakukan pengetesan, tapi hasilnya belum keluar," katanya.

Pemerintah Kabupaten Garut sudah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri, sejak ditemukan banyak warga terjangkit difteri di Kecamatan Pangatikan pada Februari 2023.

Kasus difteri, kata dia, kembali muncul di kecamatan lain yang saat ini sudah langsung mendapatkan penanganan medis dengan memeriksa kesehatan setiap orang yang kontak erat dengan pasien.

Jajarannya juga memberikan obat bagi orang sekitar pasien yang diduga terjangkit difteri, sebagai langkah mencegah dampak buruk dari penyebaran penyakit tersebut. "Skrining terus dilakukan, vaksinasi juga diperketat," katanya.

Adanya kasus dugaan difteri di Kecamatan Samarang itu membuat Pemkab Garut menyiapkan ruang isolasi khusus penanganan medis bagi pasien difteri.

Ruang isolasi tersebut disiapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut yang sudah tersedia peralatan maupun tim medisnya.