JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe tidak mempedulikan kesehatannya. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut terdakwa kasus suap dan gratifikasi itu tak disiplin minum obat bahkan menolak diperiksa dokter.
"Sekali lagi memang faktual, betul, yang bersangkutan tidak mempedulikan kesehatannya," kata Ali kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 7 Agustus.
"Kalaupun kesehatan, kebersihannya termasuk disiplin dalam minum obat, makan, pemeriksaan oleh dokter KPK, sejauh ini informasi kami peroleh dia menolak dan saya kira sangat disayangkan keadaan ini," sambungnya.
Sementara terkait keluhan yang disampaikan puluhan tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) KPK Cabang Gedung Merah Putih atas kondisi Lukas, Ali bilang, hal ini sudah dikomunikasikan.
Adapun para tahanan tersebut mengeluhkan kebiasaan Lukas buang air besar dan kecil sembarangan. Hal tersebut belakangan dirasa mengganggu dan membuat mereka merasa kesehatannya terancam.
"Hari ini ada pembahasan-pembahasan terkait rencana nanti seperti apa yang akan bisa dilakukan. Artinya kami mengutamakan kenyamanan dari semua tahanan, ya," tegasnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Tim Penasihat Hukum dan Advokasi Lukas Enembe (TPHALE) menyampaikan surat keluhan dari tahanan di Rutan KPK. Salah satu yang mengeluhkan kondisi kepala daerah nonaktif itu adalah John Irfan Kenway, terdakwa kasus korupsi pengadaan Helikopter AW-101.
“Tindakan atau perbuatan berikut ini sudah membuat kami warga tahanan MP menjadi tidak nyaman dan juga sangat mungkin menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kami, yaitu kencing di celana di tempat tidur, kencing di celana di kursi di ruang bersama, meludah ke lantai atau tempat di mana dia berada,” demikian dikutip dari surat tersebut, Jumat, 4 Agustus.
Para tahanan juga menyebut Lukas tak pernah membersihkan diri setelah buang air besar dan tidur begitu saja di kasur yang tak pernah dibersihkan atau berbau pesing. Akibat kondisi ini, tahanan gotong royong membantu seperti memandikan hingga menyajikan makanan.
Tapi, upaya ini tak bisa mereka lakukan terus menerus. Sebabnya, para tahanan di rutan punya urusan masing-masing.
Selanjutnya, mereka berharap Lukas mendapat perawatan dari dokter atau tim medis. Bahkan jika perlu dibawa ke rumah sakit.
“Izinkan kami untuk sibuk dengan persoalan kami masing-masing yang sudah sangat berat kami rasakan dan tidak lagi diganggu perasaan bersalah oleh karena kami merasa membiarkan Bapak Lukas Enembe dengan segala keterbatasan,” ujarnya.
“Izinkan kami hidup sehat di ruang tahanan MP,” tandasnya.