Bagikan:

JAKARTA - Tim Forum Saintis Muda Biologi Indonesia menemukan keberadaan semut pohon berukuran sangat besar alias raksasa menghuni Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Ukuran semut tidak biasa, mencapai 31 milimeter untuk ratunya dan pejantan berukuran sekitar 21 sampai 28 mm," kata Ramadhan Jayusman dari Forum Saintis Muda Biologi Indonesia di Banjarmasin seperti dilansir Antara, Minggu.

Jayus mengatakan, satwa dari keluarga serangga (insecta) itu dalam bahasa ilmiahnya disebut Dinomyrmex gigas.

Berdasarkan literatur yang ada, semut raksasa itu diduga jenis Dinomyrmex gigas borneensis, subspesies dari Dinomyrmex gigas dan endemik Pulau Kalimantan.

Semut raksasa cenderung beraktivitas malam hari atau nokturnal serta akan bertindak agresif ketika ada yang mengancam sarangnya.

Para kelas pekerja dari semut ini biasanya berjaga sepanjang malam dan baru kembali ke sarang pada pagi hari ketika aktivitas mencari makanan berhenti.

Dinomyrmex gigas biasanya mengonsumsi cairan lengket yang kaya akan gula yang disekresikan oleh kutu daun. Namun, mereka juga akan mengonsumsi serangga dan kotoran burung sebagai asupan protein.

Jayus menjelaskan semut di alam berfungsi sebagai penyubur tanah, bioindikator, dan predator hama. Diungkapkan dia pula menurut penelitian, Dinomyrmex gigas memiliki kelenjar metaplural yang merupakan zat bermanfaat untuk bahan pembuatan antibiotik.

"Mungkin manfaat ini pulalah yang membuat harga semut ini bisa mencapai jutaan rupiah di Rusia," ujarnya.

Sementara Ferry F. Hoesain selaku founder Yayasan Hutan Hujan Tropis Indonesia pemilik Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai mengaku senang telah ditemukannya keberadaan semut raksasa yang menambah kekayaan keragaman hayati ekosistem Taman Biodiversitas.

Dia berharap kedepan dapat diteliti lebih lanjut tentang manfaat semut raksasa tersebut, tidak saja di bidang ekologinya, tetapi juga dari segi biomedisnya.