JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi adanya kerusakan pada situs-situs warisan budaya nasional, akibat hujan lebat yang mengguyur negara itu bulan lalu.
Selain 41 kasus yang diumumkan terlebih dahulu, Administrasi Warisan Budaya (CHA) mengatakan enam situs warisan nasional telah rusak sejak musim hujan musim panas dimulai pada tanggal 23 Juni.
Total ke-47 kasus tersebut termasuk satu harta karun nasional, satu harta karun tingkat rendah, satu warisan budaya yang terdaftar di negara bagian, tujuh monumen alam dan 20 situs bersejarah, dilansir dari Korea Times 1 Agustus.
Berdasarkan wilayah, 18 di antaranya dilaporkan di Provinsi Gyeongsang Utara, tujuh di Provinsi Chungcheong Selatan dan Jeolla Selatan, lima di Provinsi Jeolla Utara dan masing-masing tiga di Provinsi Gangwon serta Chungcheong Utara.
Banyak laporan kerusakan terbaru berasal dari rumah-rumah "hanok" era Joseon (1392-1910) yang terletak di Provinsi Gyeongsang Utara, salah satu daerah yang terkena dampak paling parah akibat hujan lebat, menurut CHA.
Rumah Bersejarah Manhoe di Bonghwa, 183 kilometer sebelah tenggara Seoul, mengalami kerusakan saat tanah longsor terjadi di daerah sekitarnya, menyebabkan tumpukan tanah menumpuk di bawah temboknya.
Bekas kediaman mendiang pejabat sipil era Joseon ini ditetapkan sebagai situs warisan budaya cerita rakyat nasional pada tahun 1984, karena nilainya dalam mempelajari rumah-rumah dari era tersebut.
Hujan deras juga menyebabkan kebocoran air di atap dua rumah bersejarah lainnya di daerah tersebut, sementara tanah di lokasi lain tenggelam karena sistem drainase yang buruk.
BACA JUGA:
Di Yecheon, 161 km sebelah tenggara Seoul, daerah di sekitar paviliun Choganjeong kehilangan sebagian tanah karena hujan lebat, dengan beberapa kerusakan pada ubin pagar batu dan pagar pembatas jembatan.
Sebuah pohon pinus juga tumbang di Hutan Pinus Geumdang di kota itu, menurut CHA. Hutan tersebut merupakan monumen alam, yang ditunjuk karena pemandangannya yang indah.