Bagikan:

JAKARTA - Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Adagium ini cocok menggambarkan nasib tersangka pemerkosaan ini yang buron belasan tahun hingga memalsukan kematiannya, namun kini akan diekstradisi setelah tertangkap saat pandemi lalu.

Pengadilan Inggris telah memberikan lampu hijau untuk mengekstradisi seorang warga Amerika Serikat yang menghadapi tuduhan pemerkosaan di Negeri Paman Sam.

Nicholas Rossi (35) yang masuk dalam daftar pencarian orang Interpol, berhasil ditangkap pada Oktober 2021 saat dirawat karena COVID-19 di rumah sakit Glasgow.

Namun, dia mengaku sebagai korban salah identitas. Dia mengaku sebagai Arthur Knight, meski polisi mengidentifikasinya sebagai Nicholas Rossi - seorang pria yang dicari oleh sistem peradilan AS, terkait penyelidikan pemerkosaan terhadap seorang wanita di Utah pada tahun 2008, serta kekerasan seksual lainnya.

Identifikasi terhadap dirinya berdasarkan tato khas yang digambarkan dalam deskripsi yang dikeluarkan oleh interpol, seperti melansir Euronews 2 Agustus.

Pada tahun 2019, ketika tinggal di Negara Bagian Rhode Island, AS, Rossi mengaku menderita limfoma non-Hodgkins stadium akhir. Berita kematian yang menggunakan nama aslinya diterbitkan tak lama setelah itu di media lokal.

Pihak berwenang AS menyatakan ia telah menggunakan sebanyak 16 nama samaran selama bertahun-tahun, termasuk Nicholas Alahverdian.

Pada pertengahan November, Pengadilan Edinburgh secara resmi mengidentifikasi dia sebagai Rossi, menganggap penjelasannya sebagai "tidak mungkin dan fantastis".

Bahkan ketika pengadilan memutuskan untuk mendukung ekstradisinya pada Hari Rabu, Rossi bersikeras bahwa dia adalah korban dari kesalahan identitas.

Dia mengklaim bahwa tato khas dalam deskripsi Interpol, ditambahkan ke dirinya tanpa sepengetahuannya saat dia tidak sadarkan diri di rumah sakit.

Dia juga mengatakan sidik jarinya, yang diambil di rumah sakit, telah ditukar dengan sidik jari Rossi untuk menyamarkan dirinya sebagai buronan. Ia juga menjelaskan tidak dapat memberikan akta kelahiran dengan nama Arthur Knight, karena dia lahir sebagai yatim piatu di Irlandia.

Selama sidang ekstradisi pada Bulan Juni, ia muncul dengan pakaian yang ia gambarkan sebagai pakaian yang dikenakan oleh orang Yahudi Ortodoks, menjelaskan bahwa ia telah menjadi berpindah keyakinan di penjara.

Dia juga sempat muncul dengan kursi roda listrik dan mengenakan masker oksigen. Tetapi, seorang dokter memutuskan bahwa tidak ada alasan medis untuk hal tersebut, menggambarkan kakinya "kuat dan atletis".