Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara mengkritik keras paket bantuan senjata Amerika Serikat untuk Taiwan, lapor media pemerintah pada Hari Jumat, menuduh Washington mendorong ketegangan di wilayah tersebut ke "titik penyulut perang".

Amerika Serikat meluncurkan paket bantuan untuk Taiwan senilai hingga 345 juta dolar AS pada Hari Jumat, ketika Kongres mengesahkan bantuan senjata senilai 1 miliar dolar AS untuk pulau itu sebagai bagian dari anggaran 2023.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, Direktur Jenderal Departemen Urusan China Kementerian Luar Negeri Korea Utara Maeng Yong Rim mengatakan, rencana tersebut merupakan "provokasi politik dan militer yang berbahaya" dan "pelanggaran mencolok" terhadap prinsip Satu China.

"Ini adalah niat jahat AS untuk mengubah Taiwan menjadi pangkalan canggih yang tidak dapat ditenggelamkan melawan China dan parit lini pertama untuk menjalankan strateginya untuk menghalangi Cina," kata pernyataan Korea Utara, melansir Reuters 4 Agustus.

Beijing mengklaim pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya, dan telah berulang kali memperingatkan agar tidak ada "pertukaran resmi" antara Washington dan Taipei.

Sementara, Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.

"Kawasan Asia-Pasifik, termasuk semenanjung Korea dan Selat Taiwan, bukanlah tempat aktivitas militer AS atau tempat uji coba perang," kata pernyataan itu, memperingatkan bahwa AS harus "membayar mahal" karena "memprovokasi kepentingan inti China".

Diketahui, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu dengan delegasi China, serta Rusia, di Pyongyang minggu lalu, bersumpah untuk mengembangkan hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.

Sebelum pertemuan tersebut, mereka meninjau rudal berkemampuan nuklir dan drone penyerang terbaru milik Pyongyang dalam sebuah parade militer.

Militer China sendiri telah melenturkan otot-ototnya di sekitar pulau itu baru-baru ini, mengirimkan puluhan pesawat tempur, pesawat pengebom dan pesawat lainnya, termasuk pesawat tak berawak, ke langit di sebelah selatan Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.