Bagikan:

KALSEL - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) dimusnahkan dengan campuran air dan detergen akibat keterbatasan air untuk memadamkan titik api.

Anggota satuan tugas (Satgas) karhutla Manggala Agni Kabupaten Tanah Laut, Pamlan, mengatakan cara itu dipakai untuk memadamkan puluhan hektare lahan di Desa Liang Anggang, Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.

Berdasarkan pantauan, hingga Rabu 2 Agustus, pukul 17.45 WITA, peristiwa karhutla melahap dua wilayah yang berjarak sekitar tiga kilometer

“Kita memutuskan memadamkan titik api yang lebih dekat permukiman penduduk,” kata Anggota Satgas Karhutla Manggala Agni Kabupaten Tanah Laut, Pamlan di Tanah Laut, Kalsel, Rabu 2 Agustus, disitat Antara.

Pamlan menyebutkan peristiwa karhutla terjadi sejak pukul 10.00 WITA melalui informasi yang diteruskan Satgas Udara, titik kebakaran cukup banyak sehingga petugas sempat mengalami kendala terkait wilayah utama yang harus dipadamkan.

“Satgas karhutla silih berganti untuk menanggulangi kobaran api sejak pagi hari tadi,” ucapnya.

Dia menuturkan upaya pemadaman di lapangan yang mendekati permukiman mengalami kendala titik air yang terbatas di lokasi kejadian, sehingga tim memutuskan menggunakan detergen dicampur dengan air mempercepat pemadaman titik api yang meluas.

Menurutnya, campuran detergen dan air mampu mendinginkan lahan sehingga keadaan panas api dapat berkurang secara cepat akibat zat kimia yang terkandung pada bubuk detergen tersebut.

Ia mengungkapkan kendala secara umum penangan karhutla ialah akses jalan, petugas selalu kesulitan menjangkau akibat peristiwa kebakaran berada di pedalaman yang cukup bahaya dilalui jalur darat.

Pamlan mengatakan pula, lahan yang tidak dapat dijangkau berpotensi meluas hingga puluhan hektare, namun Manggala Agni selalu siap menjadi garda terdepan mengawasi dan menanggulangi karhutla dengan berbagai upaya.

Lebih lanjut, Manggala Agni melakukan koordinasi dengan lembaga terkait untuk pencegahan dan penanggulangan diantaranya BPBD, TNI dan Polri.

“Selama kami masih sanggup, kami terus lakukan pemadaman bahkan hingga malam hari,” ujar Pamlan.