JAKARTA - Otoritas Iran mengumumkan Hari Rabu dan Kamis pekan ini sebagai hari libur nasional, karena "panas yang belum pernah terjadi sebelumnya", meminta para lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan untuk tetap berada di dalam rumah, menurut media pemerintah.
Juru bicara pemerintah Ali Bahadori-Jahromi dikutip oleh media pemerintah mengatakan, Hari Rabu dan Kamis adalah hari libur, sementara Kementerian Kesehatan mengatakan rumah sakit-rumah sakit akan berada dalam keadaan siaga, melansir Reuters 1 Agustus.
"Mengingat suhu panas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari-hari ini, untuk melindungi kesehatan warga, pemerintah setuju dengan usulan Kementerian Kesehatan untuk libur di seluruh wilayah negara," kata Jahormi seperti dikutip dari Iran International.
Suhu udara di ibu kota Teheran sendiri diperkirakan akan mencapai 39 derajat Celcius pada Hari Rabu esok.
Sementara, sejumlah kota di Iran selatan telah mengalami panas yang luar biasa selama berhari-hari. Media pemerintah melaporkan, suhu udara minggu ini telah melampaui 123 derajat Fahrenheit (51 derajat Celcius) di Kota Ahvaz, Iran selatan.
BACA JUGA:
Kepala Pusat Nasional untuk Prakiraan dan Manajemen Krisis Risiko Cuaca Sadegh Ziyaian mengatakan, suhu di Kota Ahvaz menjadi titik terpanas di provinsi tersebut.
Diketahui, gelombang panas telah mempengaruhi sebagian besar dunia dalam beberapa minggu terakhir. Para ilmuwan mengaitkannya dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.