BMKG: Waspadai Kenaikan Suhu Udara Akibat Gerak Semu Matahari
Arsip Foto - Warga berpayung saat cuaca panas terik meliputi Jakarta pada Senin (24/4/2023). (ANTARA FOTO/Fauzan).

Bagikan:

CILACAP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan untuk mewaspadai kenaikan suhu udara yang terjadi dalam beberapa hari terakhir akibat adanya gerak semu matahari.

"Adanya pergerakan semu matahari dari belahan bumi selatan mendekati garis khatulistiwa atau ekuator merupakan salah satu penyebab suhu udara mengalami peningkatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo dikutip ANTARA, Kamis, 22 Februari.

Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan cuaca yang dilakukan di Stamet Tunggul Wulung Cilacap bahwa suhu udara maksimum pada Februari mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2024 yang berada pada kisaran 32 derajat Celcius.   

Teguh mencontohkan suhu udara maksimum di Cilacap dan sekitarnya pada periode 8-20 Februari 2024 tercatat mencapai 33 derajat Celcius.

"Bahkan, suhu udara maksimum yang terpantau di Stamet Tunggul Wulung hari ini 33,8 derajat Celcius. Pada 16 Februari juga tercatat 33,6 derajat Celcius, sehingga udara di sekitar Cilacap terasa sangat panas dan menyengat," katanya.

Dia mengatakan suhu udara maksimum tersebut masih normal karena berdasarkan data klimatologis selama 30 tahun terakhir, suhu udara maksimum di Cilacap pada Februari 2013 pernah mencapai 34,5 derajat Celcius.

Secara klimatologis, kata Teguh, bulan Februari mempunyai suhu rata-rata maksimum absolut harian tertinggi dibanding dengan bulan yang lain, yakni mencapai 33,7 derajat Celcius.

"Suhu maksimum yang panas ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Maret, tetapi tentu tidak setiap hari," katanya.

Secara klimatologis, suhu udara maksimum tertinggi pada bulan Maret pernah terjadi pada tanggal 15 Maret 2012 karena mencapai 35,3 derajat Celcius, sehingga mencatatkan rekor suhu terpanas di Cilacap.

Meskipun masih normal, dia mengimbau masyarakat tetap mewaspadai peningkatan suhu udara maksimum yang berdampak terhadap cuaca panas dan menyengat tersebut.

Menurut Teguh, antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan payung atau baju yang bisa menutupi tubuh agar terhindar dari sengatan matahari secara langsung.

"Juga banyak minum air putih dan bila memungkinkan kurangi aktivitas di luar ruangan," kata Teguh.