Peringatkan Kenya Jangan Coba Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian, Jenderal Sudan: Tidak Ada yang akan Kembali
Ilustrasi kondisi di Sudan. (Wikimedia Commons/Osama Eid)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang jenderal Sudan menolak dengan nada mengancam proposal yang diinisiasi Kenya, terkait pengiriman pasukan penjaga perdamaian Afrika Timur untuk membantu mengakhiri perang di negara itu yang sudah berlangsung lebih dari 100 hari.

Militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang berperang telah menerima berbagai tawaran mediasi internasional, tetapi tidak ada yang berhasil mengakhiri atau bahkan menghentikan pertempuran yang meletus pada 15 April lalu.

Awal bulan ini, IGAD, sebuah blok regional Afrika Timur di mana Kenya menjadi salah satu anggotanya, mengusulkan sebuah inisiatif yang akan mencakup penempatan pasukan penjaga perdamaian di ibu kota Khartoum.

Diketahui, tentara Sudan telah berulang kali menolak inisiatif yang dipimpin Kenya tersebut, menuduh kekuatan regional itu mendukung RSF.

Lebih jauh, mereka mengatakan akan menganggap pasukan penjaga perdamaian asing sebagai pasukan musuh.

"Biarkan pasukan Afrika Timur di tempat mereka berada. Bawalah tentara Kenya ... Saya bersumpah, tidak ada satu pun dari mereka yang akan kembali," tegas Jenderal Sudan Yassir al-Atta dalam komentarnya, melansir Reuters 25 Juli.

Dia juga menuduh Kenya telah dibeli oleh negara ketiga, yang tidak disebutkan namanya.

"Pernyataan ini tidak layak untuk kami komentari," kata Menteri Luar Negeri Kenya Korir Sing'Oei.

Ditegaskan olehnya, tuduhan tersebut tidak berdasar, menggarisbawahi negaranya bersikap netral.

"Dengan bersikeras bahwa perdamaian yang langgeng hanya akan terwujud melalui pelibatan aktor-aktor sipil dalam setiap proses mediasi dan meminta pertanggungjawaban atas kekejaman, beberapa orang di Sudan mungkin akan merasa bahwa prinsip-prinsip tersebut sulit untuk diterima," tambahnya.

Diketahui, pertempuran di Negara Bagian Khartoum berlanjut pada Hari Senin. Sebuah komite lingkungan di Ombada mengatakan setidaknya 15 orang telah terbunuh dalam serangan di Omdurman.

Sedangkan di daerah Kalakla di selatan Khartoum, komite lokal mengatakan pasukan RSF telah mengepung daerah tersebut.