Inggris Realisasikan Program Visa Khusus untuk Hong Kong, Ini Reaksi China
Ilustrasi. (Blake Guidry/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memuji skema visa khusus Inggris bagi pemegang paspor British National Overseas (BNO) Hong Kong yang mulai direalisasikan pada Minggu 31 Januari lusa. 

Program yang diluncurkan tahun 2020 lalu ini, memberi kesempatan kepada warga Hong Kong yang memenuhi syarat untuk memiliki kewarganegaraan Inggris. Program ini diluncurkan, seiring terbitnya UU Keamanan Baru oleh Pemerintah China yang mendapat tentangan hebat di Hong Kong. 

Nantinya, dengan visa yang diberikan tersebut, setelah mereka tinggal, belajar dan bekrja di Inggris selama lima tahun berturut-turut bisa mengajukan permohonan kewarganegaraan. 

"Saya sangat bangga bahwa kami telah membawa jalan baru ini bagi Hong Kong BN (O) untuk tinggal, bekerja dan membuat rumah mereka di negara kami," kata Johnson dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.

Inggris menganggap hal ini sebagai pemenuhan komitmen historis dan moral kepada rakyat Hong Kong, lantaran China melanggar persyaratan penyerahan dengan menerbitkan UU Keamanan Baru yang membungkam perbedaan pendapat.

"Dengan melakukan itu, kami menghormati ikatan mendalam sejarah dan persahabatan kami dengan orang-orang Hong Kong, dan kami telah membela kebebasan dan otonomi, nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Inggris dan Hong Kong," jelas PM Johnson.

China mengatakan jalan menuju kewarganegaraan adalah pelanggaran hukum internasional dan mengganggu urusan internalnya. Kendati, dulu Hong Kong merupakan salah satu koloni Persemakmuran Inggris.

Respon keras pun langsung dikeluarkan China. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian dalam pernyataannya, Jumat 29 Januari menegaskan, mereka tidak akan mengakui paspor British National Overseas (BNO) untuk identifikasi yang valid mulai 31 Januari.