YOGYAKARTA - Indonesia mendapat kunjungan istimewa dari Tony Blair mantan Perdana Menteri (PM) Inggris selama beberapa hari. Salah satu tokoh penting di Inggris tersebut melakukan pertemuan dengan sejumlah Menteri RI untuk membahas beragam hal terkait proyek strategis, investasi, pembangunan, dan lainnya. Seperti apa profil Tony Blair dan hubungannya dengan Indonesia?
Tony Blair bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Jumat 21 Juli. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Airlangga berbincang dengan Tony mengenai berbagai hal penting menyangkut hubungan internasional, mulai dari investasi, perdagangan, proyek strategis nasional, hingga Ibu Kota Nusantara.
Tony Blair juga mendatangi Menteri BUMN Erick Thohir di hari yang sama. Keduanya bertemu untuk membahas mengenai roadmap BUMN 2024-2034. Erick mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN telah bekerjasama dengan Tony Blair Institut sejak 3 tahun. Melihat kedekatan eks PM Inggris tersebut dengan Indonesia membuat publik penasaran dengan profil Tony Blair.
Profil Tony Blair
Tony Blair lahir di Edinburgh, Skotlandia, pada 6 Mei 1953. Pria bernama lengkap Anthony Charles Lynton Blair ini merupakan putra dari pengacara kenamaan yaitu Leo Blair. Tony menempuh pendidikan yang cukup baik. Tony mengenyam studi di Fettes College di Edinburgh dan St. John College of the Universitas Oxford.
Di masa kuliah, Tony Blair belajar ilmu hukum dengan peminatan ide religius dan musik populer. Setelah berhasil lulus dari University of Oxford pada 1975, Tony memilih fokus mendalami hukum ketenagakerjaan dan komersial. Seiring berjalannya waktu, ia terjun ke dunia politik dengan bergabung di Partai Buruh.
Riwayat Politik Tony Blair
Tony Blair tergolong sebagai politikus muda yang berkarier di dunia politik di usia yang tergolong belia. Bersama partai buruh, Tony berhasil terpilih mengisi kursi parlemen di Sedgefield pada tahun 1983. Pada tahun 1994, Tony dipercaya untuk menjabat pimpinan partai.
Tony Blair berhasil mendaki tangga karier dengan cukup gemilang. Ia berhasil menjadi Perdana Menteri Inggris pada tahun 1997, dan tercatat sebagai PM termuda dalam sejarah Britania Raya. Pada tahun 2001, Tony kembali terpilih untuk menduduki jabatan PM Inggris.
Selama masa kepemimpinannya, Tony Blair menjadi sosok PM yang cukup disegani. Sejumlah kemajuan yang diusung Tony yaitu pertumbuhan ekonomi Inggris, penekanan pada keadilan sosial, pengembalian keamanan di Irlandia Timur, dan lainnya.
Namun di sisi lain, kepemimpinan Tony juga mendapat banyak kritikan. Tony dinilai menerapkan kepemimpinan cenderung otoriter, terlibat dalam perang di Irak, meningkatnya kriminalitas, hingga bertambahnya utang negara.
BACA JUGA:
Hubungan Tony Blair dengan Indonesia
Tony Blair memiliki hubungan spesial dengan pemerintahan Indonesia. Pada tahun 2020, Presiden Jokowi meminta Tony Blair untuk menjadi anggota Dewan Penasihat IKN bersama Masayoshi Son pendiri SoftBank dan Sheikh Mohammad bin Zayed al Nahyan Presiden Uni Emirat Arab.
Presiden Jokowi meminta bantuan Tony Blair untuk mempromosikan IKN ke dunia internasional. Tony Blair menyatakan bahwa pemerintah bisa melakukan promosi ke sejumlah negara potensial dan perusahaan di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN.
Di samping itu, Menteri Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN telah menjalin kerja sama dengan Tony Blair Institute sejak beberapa tahun lalu. Erick mengatakan langkah kerjasama dilakukan untuk mereformasi dari Kementerian BUMN.
Demikianlah profil Tony Blair eks PM Inggris dan hubungannya dengan Indonesia. Indonesia terus menjaga kedekatan dengan Tony Blair sebagai salah satu orang yang punya posisi penting dalam hubungan internasional kenegaraan. Tony Blair juga berharap pemerintah Indonesia dapat melanjutkan dan memperbaiki program yang sudah berjalan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.