Bagikan:

JAKARTA – Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito melakukan kunjungan luar negeri perdananya, dan dia memilih Indonesia pada 17 Juni 2023. Ini menjadi pertanda Jepang akan terus mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia.

Apalagi kabarnya, Jepang memiliki keinginan kuat berpartisipasi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terutama di bidang infrastruktur dan energi terbarukan yang terkait dengan emisi nol bersih karbon.

Kerja sama Indonesia dan Jepang sudah terjalin sekiranya sejak 65 tahun lalu. Di bidang ekonomi, realisasi investasi Jepang ke Indonesia pada periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan tren positif. Meski berfluktuasi, realisasi tak pernah di bawah 2 miliar dolar AS per tahun.

Bahkan, cenderung meningkat selepas pandemi COVID 2019 pada 2020 dan 2021. Pada 2022, nilai investasi Jepang mencapai 3,56 miliar dolar AS, naik dari 2,26 dolar AS pada tahun sebelumnya. Menempatkan Jepang menjadi penanam modal asing terbesar keempat pada 2022 di bawah Singapura, China, dan Hongkong.

Tiga provinsi dengan proyek investasi terbesar dari Jepang hingga kuartal keempat 2022, menurut Japan-Indonesia Partnership Lounge (Jaipong), adalah Jawa Barat dengan 4.128 proyek, DKI Jakarta 2.162 proyek, dan Jawa Timur 666 proyek.

Investasi Jepang utamanya berasal dari sektor industri kendaraan bermotor; listrik-gas-air, perumahan, perkantoran dan kawasan industri; serta industri kimia dan farmasi.

Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito bersama Permaisuri Masako melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 17 Juni 2023. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Begitupun total perdagangan Indonesia-Jepang. Melansir laman Kementerian Luar Negeri, nilainya pada periode Januari-Oktober 2022 telah mencapai 34,79 miliar dolar Amerika. Meningkat 33,35 persen dari periode sama tahun sebelumnya.

Nilai perdagangan itu bahkan telah melampaui nilai perdagangan bilateral dengan Jepang sebelum pandemi pada 2019 yang mencatatkan nilai 31,6 milyar dolar AS. Pada 2022, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan tertinggi dengan Jepang, yakni mencapai 6,3 milyar dollar AS, atau melonjak 158,5% dari nilai surplus pada tahun 2021.

Kini, tidak hanya di bidang ekonomi, kerja sama Indonesia dan Jepang sudah meluas ke ranah politik, sosial budaya, dan perlindungan warga negara Indonesia.

Intensitas peningkatan kerja sama juga tercermin di bidang pertahanan melalui partisipasi Japan Ground Self Defense Force untuk pertama kalinya dalam latihan bersama ‘Multilateral Super Garuda Shield 2022’ pada Agustus 2022 di Indonesia.

Presiden Jokowi pun tak menampik kunjungan Kaisar Naruhito akan semakin memperkokoh pondasi persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

"Persahabatan antarmasyarakat, antarnegara, antara Jepang dan Indonesia penting untuk terus disemai di tengah berbagai tantangan yang dialami dunia saat ini," ucapnya saat memberikan pernyataan pers bersama Kaisar Naruhito di Griya Anggrek, Kebun Raya Bogor pada 19 Juni 2023.

Rivalitas Jepang dan China

Kunjungan Kaisar Naruhito diyakini pula sebagai langkah Jepang untuk mengamankan posisinya atas dominasi China di Indonesia. Tak dapat disangkal, rivalitas perdagangan antara Jepang dan China di Indonesia sangat kental terasa, bahkan sejak 10 tahun terakhir.

Contoh, di industri elektronik pada 2016. Poltak Partogi Nainggolan mencatat, pamor industri elektronik Jepang semakin memudar ketika JVC Kenwood Corporation melikuidasi anak usahanya.

Dua perusahaan elektronik Jepang, Panasonic Lighting Indonesia (PLI) dan Toshiba juga menghentikan operasinya di Indonesia. Pabrik PLI di Pasuruan, Jawa Timur dan Bekasi, Jawa Barat ditutup pada Januari dan Februari 2016, sedangkan pabrik Toshiba di Cikarang yang disebut sebagai pabrik terbesar kedua setelah di Jepang ditutup pada April 2016.

Perusahaan-perusahaan China kemudian mengakuisisi beberapa perusahaan Jepang, seperti Toshiba yang diakuisisi oleh Skyworth asal China dan Sanyo Electric oleh Haier Group.

“Perusahaan Jepang banyak melepas usahanya karena potensi bisnis elektronik dinilai tidak menggiurkan lagi. Mereka kalah bersaing dari China, karena harga jual yang mahal. Di sisi lain, mereka terlambat melakukan diversifikasi produk,” tulis Poltak dalam buku ‘Indonesia dan Rivalitas China, Jepang, dan India’.

Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito bersama Permaisuri Masako berada di Indonesia selama 7 hari dan akan berkunjung ke Keraton Yogyakarta pada 21 Juni 2023. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Tak hanya elektronik, persaingan juga terjadi di sektor industri otomotif Indonesia yang selama ini dikuasai Jepang. Selain telah memiliki pabrik perakitan mobil di kawasan Sunter, Jakarta Utara, China juga telah membangun perusahaan otomotifnya, PT SAIC General Motors Wuling di Cikarang, Jawa Barat.

Produk Wuling bersaing dengan produk-produk Jepang lainnya dalam kategori mobil penumpang dan berhasil masuk 10 besar pasar mobil Indonesia hanya dalam waktu satu tahun.

Perusahaan China lainnya, DFSK (Sokon) pun sudah meluncurkan produk yang siap bersaing dengan merek-merek seperti Honda CR-V dan Nissan X-Trail.

Begitupun dalam sektor transportasi misal dalam proyek pembangunan MRT dan kereta api cepat. Japan International Cooperation Agency (JICA) bisa meyakinkan Indonesia untuk menggarap proyek MRT fase 1 dan 2.

Produk-produk elektronik asal Jepang mulai memudar kalah bersaing dengan produk-produk China yang terus mendominasi pasar Indonesia.  (Antara/Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Namun, JICA gagal dalam proyek kereta api cepat. JICA sudah menunjukkan keseriusannnya dengan mengirimkan proposal sebanyak dua kali, terakhir pada 26 Agustus 2015. JICA memberi penawaran investasi kereta cepat sebesar 6,2 miliar dolar AS dengan masa waktu pinjaman 40 tahun, bunga 0,1 persen per tahun dengan masa tenggang 10 tahun.

China kemudian masuk menawarkan nilai investasi yang lebih murah dari Jepang, sebesar 5,5 miliar dolar AS dengan skema investasi 40 persen kepemilikan China dan 60 persen kepemilikan lokal yang berasal dari konsorsium BUMN.

Dari estimasi investasi tersebut, sekitar 25 persen akan didanai menggunakan modal bersama dan sisanya berasal dari pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 2 persen per tahun.

“Setelah dikalahkannya proposal tersebut, realitasnya hubungan Jepang dan Indonesia tidak surut. Sebab, muncul kemudian tawaran kepada Jepang untuk pembangunan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dan pembangunan jalan Kereta Api Sedang Jakarta-Surabaya,” kata Poltak.

Jepang dan China tentunya akan selalu menjadi mitra strategis bagi Indonesia. Sama halnya dengan Jepang, realisasi investasi China ke Indonesia juga terus menunjukkan tren positif.

Seperti diketahui, Kaisar Naruhito bersama Permaisuri Masako akan berada di Indonesia selama tujuh hari dan akan kembali bertolak ke Tokyo, Jepang pada 23 Juni 2023. Selain mengunjungi Depo MRT Lebak Bulus dan Stasiun Pompa Waduk Pluit, Kaisar juga akan menemui Sultan Hamengku Buwono ke-10 di Keraton Yogyakarta.