Bagikan:

JAKARTA - Indonesia kini sedang melirik potensi ekspor komoditas otomotif ke pasar Afrika Selatan. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi berujar, potensi tersebut saat ini tengah dikejar Indonesia.

Tak hanya Afrika Selatan, kata Lutfi, Indonesia sedang mengupayakan potensi kerja sama dengan Inggris Raya pasca keluar dari Uni Eropa atau Brexit dan Kanada.

"Custom Union di Afrika Selatan ini market-market penting untuk otomotif kita. Pada saat yang bersamaan seperti Inggris Raya dan Kanada, kalau opportunity baik, kita akan kejar dengan track yang cepat," tuturnya, dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Jumat, 29 Januari.

Lutfi menjelaskan, otomotif menjadi komoditas yang akan digenjot oleh Kementerian Perdagangan ke depannya. Di mana pada 2020, ekspor otomotif Indonesia mencatat ekspor sebesar 6,6 miliar dolar AS meski pertumbuhannya minus 19,36 persen dan market share sebesar 4,3 persen.

"Saya garis bawahi ada beberapa item yang kita genjot ke depan. Pertama kita mau genjot otomotif dan spare part-nya untuk negara tujuan baru ke RRT, Brasil dan Myanmar. Ini bagian baik dan bisa kita tempuh untuk tumbuh dengan baik," katanya.

Kata Lutfi, kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Inggris Raya dan Kanada tersebut bisa saling menguntungkan. Hal itu karena perdagangan kedua negara tersebut tidak saling bersaing.

"Ekonomi kita dengan kedua negara tersebut complementary, tidak bersaing dan bisa saling melengkapi. Kami anggap ada terobosan-terobosan yang mesti kita lihat," ujarnya.

Meski demikian, Lutfi belum memaparkan lebih rinci terkait kerja sama tersebut. Termasuk komoditas apa yang nantinya akan diekspor dan diimpor antar negara.