JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan para pengelola puskesmas berinovasi untuk menurunkan angka kasus stunting di wilayah kerja masing-masing.
Saat meninjau Puskesmas Srikuncoro di Kabupaten Bengkulu Tengah,, Presiden Jokowi mengapresiasi inovasi puskesmas tersebut dalam mengolah belut dan singkong menjadi makanan tambahan bergizi bagi anak.
"Ini memberikan protein yang tinggi, nuget belut itu bagus banget, saya lihat bagus banget. Saya kira inovasi-inovasi di daerah yang seperti ini yang kita lihat sangat bagus untuk mempercepat penurunan stunting di semua provinsi, kabupaten, dan kota," katanya sebagaimana dikutip Antara dari siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden, Kamis, 20 Juli.
Jokowi juga mengapresiasi keberhasilan Pemerintah Provinsi Bengkulu menurunkan prevalensi stunting pada anak menjadi 18 persen dari 22 persen.
"Saya senang di Provinsi Bengkulu ada penurunan yang sangat baik, dari 22 (persen) ke 18 (persen). Ini berarti di Provinsi Bengkulu, di bawah dari rata-rata nasional," katanya.
"Kita harapkan nanti di 2024 sudah bisa turun di bawah 14 (persen)," ia menambahkan.
Prevalensi stunting pada anak di Indonesia sudah turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Pemerintah menargetkan angka kasus stunting bisa turun menjadi 14 persen pada 2024.
BACA JUGA:
Presiden meminta semua pemerintah daerah meningkatkan pemberian makanan tambahan bergizi untuk mencegah anak mengalami stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
"Saya lihat juga (di sini) tidak banyak yang stunting dan terus diberikan injeksi gizi yang baik, dan ini yang saya ingin di semua provinsi melakukan hal yang sama," kata dia.
"Partisipasi masyarakat, partisipasi swasta, donasi-donasi swasta itu dipakai untuk stunting saya kira bagus," imbuh Jokowi.