Bagikan:

MAKASSAR - Tim gabungan Kejaksaan menangkap AM, buron tersangka korupsi dana desa dan alokasi dana desa 2019-2020 Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

"Tersangka di tangkap tim tabur di Kompleks Pabrik Es, Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep," kata Pelaksana Tugas Asisten Intelijen Kejati Sulsel Nur Asiah dilansir ANTARA, Selasa, 11 Juli.

Tersangka ditangkap pada Senin, 10 Juni pukul 23.30 WITA. Penangkapan tersangka berdasarkan surat perintah Kepala Kejati Sulsel Leonard Eben Ezer Simanjuntak dan tim tabur bergerak cepat memantau keberadaan tersangka selama tiga hari tiga malam.

Tersangka AM sudah dua kali dipanggil penyidik Pidana Khusus Kejari Pinrang untuk diperiksa dan diminta keterangan, namun tidak pernah koperatif atau mangkir sehingga dikeluarkan status DPO (daftar pencarian orang).

Penyidik sempat mendatangi rumah tersangka, namun AM sudah tidak berada di tempat. Bahkan, tersangka terus melarikan diri dengan berpindah-pindah tempat selama satu tahun tiga bulan setelah menjadi buron.

AM ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi penggunaan anggaran 2019-2020 dengan alokasi dana desa pada 2019 sebesar Rp880,1 juta lebih dan alokasi dana desa sebesar Rp1,06 miliar lebih (realisasi Rp1,08 miliar lebih, termasuk Silpa).

Untuk tahun 2020 menerima dana desa sebesar Rp1,013 miliar lebih (realisasi 100 persen) dan alokasi dana desa sebesar Rp953,8 juta lebih dengan realisasi Rp1,006 miliar lebih, termasuk SiLPA 2019.

Namun, dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban dana desa dan alokasi dana desa tersebut untuk kegiatan pembangunan fisik infrastruktur atas perintah kepala Desa Wiringtasi membuat data pertanggungjawaban pembayaran pekerja (tukang) serta pembelian material didasarkan besaran dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

"Tapi, pada kenyataannya pembayaran tukang dan pembelian material berbeda dengan yang terdapat dalam RAB. Dari perbuatan tersangka diduga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp475,9 juta lebih sesuai hasil perhitungan dari Inspektorat Pinrang," ungkap Nur Asiah.

Sedangkan alasan tersangka melarikan diri karena merasa takut menjalani pemeriksaan penyidik Kejari Pinrang setelah mengetahui kepala desanya ditahan terkait kasus tersebut.