WHO Pastikan Tidak Ada Kasus COVID-19 di Korut
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Mike Ryan mengatakan, tidak ada indikasi keberadaan kasus virus corona atau COVID-19 baru di Korea Utara (Korut). 

Keterangan tersebut dikeluarkan setelah media Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa wabah COVID-19 telah menyebar ke negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut.

"Saat ini tidak ada tanda, tidak ada indikasi kita berurusan dengan COVID-19 di sana (Korut)," kata Dr Mike Ryan saat melakukan konferensi pers di Jenewa.

Melansir Reuters, Rabu 19 Februari, para pejabat WHO mengatakan, tidak punya alasan untuk percaya keberadaan virus tersebut di Korut. Pihak WHO juga menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas Korut untuk melakukan tes diagnosa COVID-19 di sana.

Beberapa media Korsel melaporkan, terdapat beberapa kasus dan kematian akibat COVID-19 di Korut. Meski demikian, pihak Korsel belum melakukan verifikasi secara langsung. Pemberitaan tersebut memunculkan asumsi bahwa Korut sedang menutup-nutupi kasus COVID-19 yang terjadi di negara tersebut dan menolak intervensi asing.  

Rodong Sinmun, surat kabar resmi partai yang berkuasa di Korut, mengutip perkataan seorang pejabat kesehatan masyarakat di Korut yang menyatakan bahwa negara itu sejauh ini belum ada kasus COVID-19 terbaru. 

Pekan lalu Departemen Luar Negeri AS mengatakan sangat prihatin tentang dampak yang mungkin terjadi dari wabah COVID-19 di Korut. AS beranggapan bahwa Korut membatasi segala hal termasuk SDM di bidang kesehatan. Oleh karena itu, pihak AS siap memfasilitasi upayanya dan organisasi internasional untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 di negara tertutup tersebut.

WHO juga telah menyerukan pembebasan dari sanksi yang membatasi sebagian besar perdagangan dan bisnis dengan Korut.

Selain jadi salah satu negara paling tertutup di dunia, Korut juga menghentikan penerbangan dan menutup layanan perjalanan kereta api dengan negara-negara tetangganya. 

Korut merupakan negara pertama yang memblokir akses turis asing yang akan memasuki perbatasannya sebagai tanggapan terhadap wabah COVID-19. Sejak saat itu, Korut tenggelam lebih dalam lagi setelah membatasi perdagangan dengan China, dan membatasi perjalanan diplomatis ke China dengan harapan COVID-19 tidak menyebar melalui perbatasannya. 

Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un juga membatalkan parade tahunan, yang biasanya dirayakan besar-besaran oleh Militer Korut, tanpa penjelasan. Banyak yang berspekulasi bahwa dibatalkannya parade diakibatkan sudah ada warga yang terjangkit COVID-19. Namun para ahli mengatakan bahwa pembatalan tersebut merupakan bentuk dari pencegahan tersebarnya COVID-19. 

WHO juga telah memprioritaskan bantuan untuk Korut. Pengiriman pasokan alat perlindungan akan dikirim dalam minggu ini.

"Pemerintah (Korut) juga sangat cemas seperti Anda, seperti semua pemerintahan. Untuk membuat persiapan dan mencari bantuan teknis dan operasional kami bersiap-siap membantu mereka," tukas Dr Mike Ryan.