Bagikan:

MENTOK - Masuk zona merah bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih para relawan desa tangguh bencana agar semakin terampil dalam penanggulangan bencana yang mungkin terjadi di daerah masing-masing.

"Sebagai tahap awal kita telah membentuk desa dan kelurahan tangguh bencana di Kecamatan Mentok. Para relawan dari desa dan kelurahan sudah kita berikan pelatihan agar memiliki keterampilan dalam penanggulangan bencana, dan mampu bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD)  setempat maupun tim terkait lainnya," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming dikutip ANTARA, Senin 26 Juni.

Pembentukan desa dan kelurahan tangguh bencana penting dilakukan, karena Bangka Barat berada di daerah zona merah bencana atau kepulauan yang memiliki risiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bencana, antara lain angin kencang, puting beliung, gelombang tinggi, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, banjir air pasang, dan lainnya.

Dengan pembentukan desa dan kelurahan tangguh bencana, diharapkan peran aktif warga dalam penanggulangan bencana semakin baik, sehingga warga bisa melakukan antisipasi dini dan mengurangi risiko korban.

"Sebagai langkah awal kita latih 22 relawan yang berasal dari seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Mentok. Mereka ini yang akan menjadi garda terdepan dalam membangun partisipasi aktif dalam pembentukan desa dan kelurahan tangguh bencana di desa masing-masing," ujarnya.

Dengan adanya kesadaran warga yang tinggal di daerah rawan bencana, diharapkan melalui program desa dan kelurahan tangguh bencana ini akan mampu mewujudkan ketahanan dan penguatan mitigasi bencana serta penanganannya.

"Kami berikan apresiasi kepada para relawan dan kami rencanakan program pembentukan desa dan kelurahan tangguh bencana bisa direalisasikan di seluruh kecamatan dalam waktu dekat," katanya.

Kepada tim BPBD dan Basarnas, diharapkan untuk terus bersemangat memberikan pelatihan dan pembentukan desa tangguh bencana agar masyarakat semakin sadar dan paham tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana.

"Hal-hal positif seperti inilah yang akan kita lakukan di seluruh desa, seluruh kecamatan, membentuk tim-tim yang siaga bencana, yang akan sangat dibutuhkan seandainya terjadi bencana. Di seluruh desa dan kelurahan harus ada tim relawannya," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi menjelaskan para relawan dipilih langsung oleh kepala desa dan lurah untuk mengikuti kegiatan pelatihan relawan bencana.

"Kita sudah buat surat secara tertulis untuk memilih orang-orang yang betul-betul siap menjadi relawan, karena sifatnya relawan, dia sukarela untuk misi kemanusiaan. Bisa berasal dari pengurus desa atau tokoh pemuda maupun anggota masyarakat lain," katanya.

Para relawan tersebut diberikan materi pelatihan, antara lain pengetahuan tahap sebelum bencana, tanggap darurat, dan tahap setelah bencana. Materi lainnya berupa latihan fisik dan mental kesamaptaan, bina mental agar relawan benar-benar memiliki jiwa keikhlasan dan rela terlibat dalam penanganan bencana.

Kemudian, ada materi penanganan medis pertama agar para relawan mampu memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana, baik bencana di darat misalnya kebakaran, materi Hipnoterapi untuk pemulihan mental atau kondisi jiwa korban sesudah bencana.

Selain itu, para relawan juga diberikan keterampilan teknik pemadaman kebakaran. "Kami berharap para relawan mampu bekerja sama dengan BPBD maupun tim terkait lainnya saat penanggulangan bencana yang mungkin terjadi di desa dan kelurahan setempat," katanya.