Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah berupa angin kencang, banjir dan tanah longsor.

"Masyarakat diminta tetap waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi basah, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah ke barat sudah masuk musim kering," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Jumat 23 Juni, disitat Antara.

Abdul mengatakan, untuk menghadapi berbagai ancaman bencana, masyarakat diharapkan memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga dan senantiasa memantau prakiraan cuaca dari institusi yang berwenang.

Hal itu disampaikan BNPB menyusul bencana banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Kamis 22 Juni.

Banjir dan longsor mengakibatkan akses transportasi di dua dusun Kabupaten Mamuju sempat tertutup dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

Adapun dusun yang terdampak, yakni Dusun Saluleang dan Salu Palli di Desa Salleto, Kecamatan Simboro.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga melaporkan warga yang terdampak bencana tersebut mencapai 109 KK atau 439 jiwa, sedangkan kerusakan yang teridentifikasi di antaranya lima unit rumah rusak berat, dua unit rusak sedang, dan 100 unit rusak ringan.

"Melihat kajian inaRISK BNPB, sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Mamuju memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dua wilayah yang terdampak banjir termasuk wilayah dengan potensi tersebut," ujar Abdul Muhari.

Sementara, berdasarkan peringatan dini cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Sabtu 24 Juni, wilayah Sulawesi Barat masih berpotensi angin kencang.

Menghadapi potensi tersebut, BNPB meminta masyarakat di wilayah Kabupaten Mamuju dan sekitarnya agar meningkatkan kewaspadaan.