JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor tetap menjadi prioritas pada tahun 2023 guna meminimalkan dampak risiko bencana yang mungkin terjadi.
"Mitigasi bencana hidrometeorologi basah masih tetap diutamakan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta dilansir ANTARA, Rabu, 25 Januari.
Abdul Muhari menjelaskan pemerintah tetap menjadikan upaya pengendalian bencana hidrometeorologi basah sebagai prioritas karena di Indonesia pada musim kemarau tetap terdapat kemungkinan terjadinya hujan yang berpotensi mengakibatkan banjir.
"Berdasarkan pengalaman, di Indonesia kejadian bencana banjir dan tanah longsor dapat berlangsung sepanjang tahun, tidak hanya pada musim hujan, karena pada musim kemarau pun masih terdapat potensi hujan meskipun intensitasnya berkurang," katanya.
Dengan demikian, kata dia, kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi basah tetap diperlukan," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa pada saat ini BNPB sudah mulai meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau guna mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pasalnya, kata dia, pada tahun 2023 ini terdapat potensi terjadinya kondisi cuaca panas yang bisa berdampak pada kejadian bencana kekeringan dan karhutla.
"Beberapa lembaga meteorologi internasional menyebut bahwa mungkin kita akan berada pada salah satu tahun terpanas, dalam 20 tahun terakhir sehingga mau tidak mau efeknya adalah terjadi kekeringan dan karhutla, sehingga perlu dipersiapkan langkah kesiapsiagaan sejak awal," katanya.
BACA JUGA:
Abdul Muhari mengatakan upaya mitigasi diperlukan guna mengurangi jumlah penduduk yang menderita dan juga yang mengungsi.
"Bagaimana pun jika berbicara tentang bencana hidrometeorologi maka perlu dibarengi dengan upaya menjaga kondisi lingkungan," katanya.
Karenanya, BNPB mengajak seluruh pihak untuk melakukan restorasi lingkungan agar dapat menjadi solusi permanen dalam rangka mencegah terjadinya bencana.
"Salah satu upaya mencegah bencana hidrometeorologi adalah melakukan restorasi lingkungan dan mempertahankan fungsi lahan mulai dari hulu hingga hilir," katanya.