Peneliti Temukan Sisa-sisa Kota Maya Kuno di Meksiko dengan Teknologi LiDAR
Penemuan Kota Maya di Meksiko. (Sumber: INAH/Sprajc)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga antropologi Meksiko (INAH) mengumumkan penemuan sebuah kota Maya kuno yang belum diketahui sebelumnya di hutan-hutan Meksiko selatan, menilai itu merupakan salah satu pusat penting lebih dari seribu tahun yang lalu.

Kota ini memiliki bangunan-bangunan besar seperti piramida, tiang-tiang batu, tiga plaza dengan "bangunan-bangunan megah" dan struktur-struktur lain yang disusun dalam lingkaran-lingkaran yang hampir konsentris, kata INAH seperti mengutip Reuters 21 Juni.

INAH mengatakan, kota yang diberi nama Ocomtun - yang berarti "kolom batu" dalam bahasa Yucatec Maya - merupakan pusat penting bagi wilayah dataran rendah tengah semenanjung antara tahun 250 dan 1000 Masehi.

Terletak di cagar alam Balamku di Semenanjung Yucatan, penemuan ini terjadi saat penjelajahan hutan yang belum pernah diketahui sebelumnya. Itu berlangsung antara Maret hingga Juni dengan menggunakan teknologi pemetaan laser udara (LiDAR).

Situs Ocomtun memiliki area inti, yang terletak di dataran tinggi yang dikelilingi oleh lahan basah yang luas, yang mencakup beberapa bangunan mirip piramida setinggi 15 meter, kata pemimpin penelitian Ivan Sprajc dalam sebuah pernyataan.

Kota ini juga memiliki lapangan bola. Permainan bola pra-Hispanik, yang tersebar luas di seluruh wilayah Maya, terdiri dari mengoper bola karet yang melambangkan matahari melintasi lapangan tanpa menggunakan tangan dan memasukkannya ke dalam lingkaran batu kecil. Permainan ini diyakini memiliki tujuan religius yang penting.

Sprajc mengatakan, timnya juga telah menemukan altar utama di daerah yang lebih dekat dengan Sungai La Riguena, yang mungkin dirancang untuk ritual masyarakat, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami budaya yang pernah hidup di sana.

Dikatakannya, situs tersebut mungkin mengalami kemunduran sekitar tahun 800 hingga 1000 Masehi dilihat dari bahan-bahan yang diekstraksi dari bangunan, menambahkan hal ini kemungkinan merupakan cerminan dari "perubahan ideologi dan populasi" yang menyebabkan runtuhnya masyarakat Maya di wilayah tersebut pada abad ke-10.

Diketahui, peradaban Maya, yang dikenal dengan kalender matematikanya yang canggih, membentang di tenggara Meksiko dan beberapa bagian Amerika Tengah. Keruntuhan politik yang meluas menyebabkan kemundurannya berabad-abad sebelum kedatangan penjajah Spanyol, yang kampanye militernya menyebabkan benteng terakhir Maya runtuh pada akhir abad ke-17.