JAKARTA - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat membuat produk kuliner bernilai ekonomis dari olahan tanaman bakau atau mangrove.
"Jadi selain berfungsi sebagai green belt (tanaman pelindung) dari ancaman abrasi, mangrove juga bisa diolah menjadi makanan dan minuman," kata Ketua UMKM Kebaya Muaragembong Alfiah di Muaragembong, Minggu, 25 Juni.
Dirinya bersama kaum ibu di Desa Pantai Bahagia sukses mengolah mangrove menjadi beragam produk makanan dan minuman seperti dodol, sirup, keripik, stik, jus buah mangrove, serta makanan olahan lain.
Alfiah mengaku ide mengolah tanaman mangrove menjadi produk makanan dan minuman siap jual berawal dari inisiatif warga sekitar saat menggali potensi sumber daya di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi itu.
"Ide mengolah mangrove ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2013 dan mulai menjadi fokus atau diseriusi kami hingga sekarang," katanya.
Dari olahan daun mangrove berjenis cylindrica dan avicennia jadilah produk stik, kerupuk, serta peyek, sedangkan buah mangrove jenis sonneratia caseolaris itu kemudian diolah menjadi dodol dan sirup.
Alfiah menjelaskan selain produk olahan makanan dan minuman, buah mangrove juga bisa diolah menjadi pewarna alam yang dapat digunakan untuk pewarna pakaian juga pewarna pada kain batik.
"Bahkan mangrove bisa jadi pewarna alami untuk batik yakni jenis khusus rhizopora mucronata," ucapnya.
BACA JUGA:
Dia mengungkapkan olahan mangrove hingga kini masih menjadi produk andalan di Desa Pantai Bahagia sebagai oleh-oleh khas daerah Kabupaten Bekasi. Hasil olahan ini pun menjadi sumber penghasilan penunjang perekonomian masyarakat.
Ia berharap produk olahan mangrove ini dapat diedarkan ke pangsa pasar yang lebih luas sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya di wilayah pesisir.
Pihaknya juga meminta perangkat daerah terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi turut mengenalkan produk khas Kabupaten Bekasi itu hingga ke berbagai daerah lain.
"Mudah-mudahan UMKM kami ini bisa kontinyu memproduksi olahan mangrove setiap hari, kemudian memasarkan ke pangsa pasar yang lebih luas lagi," ucap dia.
UMKM Kebaya juga berkomitmen mempertahankan luasan area mangrove melalui penanaman secara masif sehingga lingkungan di kawasan Pantai Muaragembong tetap terjaga.
"Selain bisa meminimalisir abrasi sekaligus menyelamatkan lingkungan tempat tinggal untuk anak cucu kami nanti," kata dia.