Tim Pengawas DPR Nilai Pelayanan Jemaah Haji Baik
Tim Pengawas Haji DPR saat melakukan peninjauan di Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Rabu (21/6/2023). ANTARA/HO-MCH 2023

Bagikan:

MADINAH - Tim Pengawas DPR menilai penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 Hijriah dan pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia sudah baik dan menunjukkan adanya persiapan yang cukup matang.

"Bersama Timwas DPR RI, kami melakukan pengawasan langsung ke Bandara Madinah terkait dengan kedatangan jamaah haji kuota tambahan. Kami melihat pelayanan yang dilakukan petugas haji cukup bagus," kata Ketua Komisi VIII sekaligus Ketua Tim Pengawas Haji DPR Ashabul Kahfi di Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah dilansir ANTARA, Rabu, 21 Juni.

Timwas memantau langsung pelayanan petugas saat menyambut kedatangan jamaah haji kelompok terbang (kloter) SOC 97 Embarkasi Solo dengan 276 peserta haji dan empat orang petugas mendarat di Bandara Internasional AMAA pukul 10.40 Waktu Arab Saudi (WAS).

Kahfi mengatakan pergerakan jemaah haji dari mulai turun dari pesawat kemudian istirahat di Paviliun Keong berjalan lancar, begitu juga pergerakan jamaah haji menuju bus berlangsung cukup lancar dan singkat.

"Keberadaan jemaah haji di Paviliun tidak terlalu lama dan segera bisa didorong naik bus menuju hotel," katanya.

Menurutnya pelayanan transportasi bagi para jemaah haji Indonesia sangat bagus dan secara khusus, Kahfi juga melihat langsung bus yang digunakan untuk membawa para jamaah haji Indonesia.

"Saya tadi naik ke atas bus dan kondisi bus sangat bagus, sehingga para jamaah haji bisa nyaman," katanya.

Selain itu pihaknya juga menyoroti pelayanan kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah dan diakuinya, fasilitas yang berada di KKHI sudah cukup maksimal.

"Kemarin juga kami memantau KKHI. Fasilitas di sana sudah maksimal," tambahnya.

Terkait dengan kuota tambahan, Timwas DPR meminta pemerintah untuk diberangkatkan langsung menuju Jeddah, karena dengan melalui Madinah, jemaah haji masih harus menempuh perjalanan sekitar enam jam menuju Mekkah dan kondisi itu sangat memberatkan.

"Ke depan untuk kuota tambahan ini, diharapkan bisa diterbangkan langsung ke Jeddah bukan ke Madinah karena ada perjalanan tambahan sekitar enam jam dari Madinah menuju Mekkah," katanya.

Apalagi, menurut dia, jemaah haji harus kembali lagi ke Madinah melaksanakan Arbain (salat fardlu dalam 40 waktu) usai melaksanakan ibadah puncak haji.

"Karena itu, kami meminta pemerintah melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Arab Saudi terkait penerbangan untuk kuota tambahan ini," kata Ashabul Kahfi.