PDIP Sebut Formula E Tahun Ini Berpotensi Rugi, Pemprov DKI Bakal Evaluasi Jakpro
Formula E Jakarta/ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono menyebut pihaknya akan mengevaluasi kinerja keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) usai menggelar Formula E 2023.

Nasruddin enggan menilai hasil gelaran Formula E dari masalah-masalah yang berkembang sebelumnya sebelum evaluasi dilakukan. Sementara Fraksi PDIP DPRD DKI memprediksi ajang balap mobil listrik ini merugi lantaran terdapat tiket penonton yang dibagi-bagi secara gratis.

"Saya cek dulu dengan Jakpro terkait data tersebut. Saya belum dapat laporan sampai sekarang. Biasanya setiap triwulan disampaikan report untuk evaluasi kinerja masing-masing," kata Nasruddin kepada wartawan, Kamis, 15 Juni.

Jika Jakpro telah menyampaikan kinerja keuangan perusahaannya, Nasruddin mengaku BP BUMD akan langsung melakukan evaluasi disertai penyampaian rekomendasi terkait ajang balap mobil listrik di tahun depan.

"Jadi pembinaan itu nanti sifatnya memberikan masukan, memberikan arahan, dan juga mungkin terkait dengan peran-peran untuk RKA-nya (rencana kinerja dan anggaran). Bicara tentang anggaran tahun depannya, kita sesuaikan untuk mencapai target," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai ada potensi kerugian dari balapan Formula E pada tahun ini. Pasalnya, terdapat pembagian tiket Formula E secara gratis di sekitar lokasi sirkuit pada hari H balapan, yakni pada tanggal 3 dan 4 Juni lalu.

Tak hanya itu, banyak penonton kategori festival yang mendapat tiket gratis kategori grandstand dengan kursi penonton. Sementara, selisih harga tiket kategori grandstand bisa mencapai dua kali lipat kategori festival.

Gembong menilai, pembagian tiket secara gratis bukan berarti PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai penyelenggara melakukan pelanggaran. Hanya saja, tindakan ini membuktikan Jakpro hanya gimik dengan mengklaim bahwa seluruh tiket Formula E terjual sejak sehari sebelum balapan.

"Berarti kan ini Jakpro hanya gimik dalam pemasaran, biar orang tertarik. Jadi fakta tiket sudah sold out itu ternyata tidak benar. Itu adalah trik pemasaran gitu," kata Gembong saat dihubungi, Senin, 5 Juni.

Gembong juga mengaitkan hal ini dengan kondisi sepinya penonton kategori grandstand sesaat sebelum balapan mobil listrik ini dimulai. Sehingga, Jakpro seakan tak punya cara lain untuk membuat kursi tribun penuh selain membagi-bagi tiket.

"Karena (tiket) tidak terjual habis maka ujungnya adalah yang penting tribun penuh. Kan gitu. Kan itu yang penting, tribun penuh. Dengan tribun penuh ya akhirnya dibagi-bagi," tuturnya.

Lalu, terkait untung-ruginya balapan Formula E pada bagi keuangan Jakpro, Gembong menunggu hasil evaluasi dan laporan keuangan perusahaan milik Pemprov DKI tersebut.

"Pada akhirnya kita lihat saja audit akhirnya dalam penyelenggraan Formula E ini seperti apa. Menguntungkan atau merugikan," ungkap dia.