JAKARTA - Realisasi investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal IV 2020 mengalami kenaikan ketimbang kuartal sebelumnya dengan capaian investasi sebesar Rp214,7 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadilia dalam konferensi pers secara daring, Senin 25 Januari.
"Realisasi investasi ini naik 2,7 persen secara quarter to quarter (QtoQ) dan naik 3,1 persen secara year on year (YoY) atau secara tahunan," ujar Bahlil.
Capaian ini tentu memberikan angin segar bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Lantas, sektor mana sajakah yang potensial untuk berinvestasi di tahun 2021?
Menjawab hal tersebut, Direktur Treasury & Internasional Bank Mandiri Panji Irawan menyebut, ada lima sektor yang dapat mengerek investasi pada tahun ini, di antaranya sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan industri manufaktur.
Kelima sektor itu, sambung Panji, sejalan dengan kebutuhan dan tren gaya hidup karena pandemi COVID-19. Menurutnya, pada 2021, kondisi ekonomi di Indonesia akan bergerak dari fase survival menuju pemulihan. Hal ini tidak lepas dari program vaksinasi COVID-19 dan implementasi UU Cipta Kerja.
"Sektor infrastruktur ini berkelanjutan, karena Negeri kita memiliki penduduk di atas 260 juta. Masyarakat sangat mobile antar pulau dan di dalam pulau. Ini sangat membutuhkan infrastruktur untuk menuju negara lebih dari pendapatan menengah," ujar Panji dalam konferensi pers virtual Mandiri Investment Forum (MIF) 2021, Senin 25 Januari.
Selain itu, sektor kesehatan juga sangat menarik untuk dilirik pada tahun ini. Sektor kesehatan meliputi industri farmasi, health care, dan kesehatan lainnya yang terkait dengan upaya mengatasi pandemi.
Sektor ketiga yang juga potensial adalah sektor pendidikan, mengingat, selama pandemi COVID-19 terjadi perubahan tren dari pertemuan tatap muka di sekolah menjadi daring. Situasi ini disebut Panji dapat mendorong investasi pada sektor pendidikan.
BACA JUGA:
Pun demikian dengan sektor komunikasi. Sektor ini juga dapat mengerek investasi, karena semua kegiatan dilakukan secara virtual dan membutuhkan jaringan internet, perangkat telekomunikasi, dan jaringan pendukung lainnya.
Sektor terakhir yang akan memberikan dampak positif terhadap investasi adalah sektor manufaktur yang terdampak perjanjian dagang seperti otomotif dan elektronik.
Dalam pemberitaan VOI sebelumnya, Presiden Joko Widodo sendiri menargetkan investasi bisa tembus di angka Rp900 triliun di akhir tahun 2021. Dengan target sebesar itu, BPKM setidaknya harus menaikkan investasi 8,95 persen dari realisasi 2020 yang sebesar Rp826,3 triliun.