Bagikan:

JAKARTA - Ukraina pada Hari Senin mengumumkan, pasukannya berhasil merebut kembali tujuh desa dari pasukan Rusia di sepanjang garis depan sekitar 100 km (60 mil) di wilayah tenggara, sejak memulai serangan balasan yang telah lama dinantikan minggu lalu.

Tugas untuk mengakhiri pendudukan Rusia di Ukraina selatan dan timur cukup berat, mengingat keunggulan jumlah pasukan, amunisi dan kekuatan udara Rusia, serta waktu berbulan-bulan yang dibutuhkan untuk membangun benteng pertahanan yang dalam, terutama di Ukraina selatan.

Meskipun hujan dan pertempuran sengit, pasukan Ukraina membuat kemajuan di medan perang, kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato video pada Senin malam.

"Pertempuran berlangsung sengit, namun kami memiliki pergerakan dan itu sangat penting," ujar Presiden Zelensky, melansir Reuters 13 Juni.

"Kekalahan musuh adalah hal yang kita butuhkan," tandasnya.

Para tentara terlihat dalam video memegang bendera Ukraina di desa Storozheve, di sepanjang Sungai Mokri Yaly yang mengalir ke utara dari wilayah yang dikuasai Rusia. Reuters mengkonfirmasi lokasi tersebut.

Pada Hari Minggu, Ukraina mengatakan bahwa pasukannya yang bergerak ke selatan telah membebaskan tiga desa terdekat di sepanjang Mokri Yaly: Blahodatne, Neskuchne dan Makarivka.

militer ukraina
Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukan Ukraina di garis depan. (President.gov.ua)

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan dalam sebuah unggahan di Telegram pada Senin malam, pasukan Ukraina juga telah merebut kembali Levadne dan Novodarivka, sekitar 10 km (6 mil) di sebelah barat Mokri Yaly, serta Lobkove, di sebelah tenggara kota Zaporizhzhia.

Maliar mengatakan, pasukannya telah maju sejauh 6,5 km dan menguasai wilayah seluas 90 kilometer persegi (35 mil persegi). Wilayah yang direbut hanya sebagian kecil dari 40.000 mil persegi yang masih berada di bawah pendudukan Rusia.

Maliar menambahkan, ketujuh permukiman tersebut diambil alih selama seminggu terakhir, tanpa memberikan rincian kapan tepatnya. Sementara, tidak mungkin untuk memverifikasi semua klaim medan perang.

Terpisah, Moskow belum secara resmi mengakui kemajuan Ukraina. Namun, para blogger militer terkemuka Rusia mengatakan pasukan Ukraina sebenarnya telah merebut Blahodatne, Neskuchne dan Makarivka, untuk terus bergerak ke arah selatan.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Senin mengulangi pernyataan rutin selama seminggu terakhir, mereka telah memukul mundur upaya serangan di wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia.

Delapan pesawat tak berawak Ukraina dihancurkan dan sebuah depot amunisi dihantam di Ukraina timur, kata kementerian itu.

militer ukraina
Kendaraan perang Ukraina di Bakhmut. (Wikimedia Commons/30th Prince Konstanty Ostrogski Mechanized Brigade)

Serangan ini merupakan kemajuan paling cepat yang dicapai Ukraina selama tujuh bulan, meskipun masih jauh dari terobosan besar.

Kemajuan terjauh yang diklaim oleh Kyiv menyisakan pasukannya yang masih berjarak sekitar 90 km (55 mil) dari pantai Laut Azov, serta hadiah untuk memotong "jembatan darat" Rusia ke Krimea, semenanjung yang direbut Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.

Seorang juru bicara pertahanan Ukraina mengatakan, Rusia telah meledakkan sebuah bendungan di Mokri Yaly untuk mempersulit pasukan Ukraina maju lebih jauh ke selatan. Pekan lalu, sebuah bendungan di Sungai Dnipro (Kakhovka) yang jauh lebih besar hancur, menyebabkan bencana kemanusiaan di beberapa bagian selatan, dengan Moskow dan Kyiv saling menyalahkan.

Pasukan Ukraina juga telah melancarkan serangan di lokasi-lokasi lain di sepanjang garis depan yang panjang, menyelidiki kelemahan Rusia, meskipun sejauh ini hanya memberikan sedikit rincian.

Diketahui, Ukraina mengandalkan persenjataan, pelatihan, dan intelijen senilai puluhan miliar dolar yang telah diterimanya dari Barat, dikombinasikan dengan tekad, taktik, dan motivasi untuk mengusir penjajah dari negaranya sendiri, untuk memberikan keunggulan.

Di Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Hari Senin mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan secara pasti ke mana arah serangan balasan Ukraina. Namun, Washington yakin bahwa Kyiv akan terus meraih kesuksesan.

Beberapa analis militer Barat juga mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan, dengan pertempuran-pertempuran yang terjadi sejauh ini mungkin menunjukkan Ukraina masih menguji pertahanan Rusia.

Sedangkan Institut Studi Perang yang berbasis di AS mengatakan, Ukraina sedang mencoba "operasi taktis yang sangat sulit - serangan frontal terhadap posisi pertahanan yang telah dipersiapkan, yang diperumit oleh kurangnya superioritas udara", dan bahwa serangan awal tidak boleh ditafsirkan secara berlebihan.