JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri meminta BRIN dapat memanfaatkan anggaran yang besar secara tepat sasaran.
“Saya hanya bilang jangan tergiur loh karena bukan apa itu putaran yang besar. Saya tidak terbayangkan kalau pikirannya menjadi berbeda. Misalnya BRIN itu digunakan untuk apa gitu,” kata Megawati dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) BRIN dan TVRI di gedung TVRI, Jakarta Pusat dilansir ANTARA, Senin, 12 Juni..
Alih-alih anggaran itu digunakan untuk kebutuhan riset dan inovasi, katanya, BRIN justru tidak melanjutkan warisan pembangunan Presiden Pertama Soekarno di bidang riset, yakni Reaktor Riset TRIGA Mark II.
Adapun TRIGA Mark II adalah reaktor riset pertama di Indonesia yang berada di Bandung, Jawa Barat.
“Saya sendiri waktu dikenalkan kembali, meskipun saya banyak tahu bahwa Bung Karno saja sudah berpikir untuk kita punya reaktor nuklir, saya sangat ingat adanya itu di Bandung namanya Triga,” tutur Megawati.
Menurut Megawati, belum telat bagi BRIN untuk mengembangkan riset soal nuklir dengan memanfaatkan Triga 2000. Bahkan, Presiden Kelima RI ini menyebut Indonesia bisa menyusul negara-negara yang lebih dulu mengembangkan nuklir, seperti Korea Utara (Korut).
“Jadi sebenarnya kalau kita bisa mengembangkannya kembali menurut saya tidak telat. Kita bisa menyusul mereka yang telah mempunyainya,” ujar Megawati.
Megawati mengatakan pengembangan nuklir di Korut adalah hasil dedikasi rakyat kepada negaranya. Dia lantas mempertanyakan penyebab Indonesia dengan sumber daya manusia (SDM) yang ada tidak melakukan hal serupa dengan Korut.
“Saya sering berpikir, kenapa sebuah negara yang sekarang masih, negara begitu Korea Utara itu bisa sampai bisa punya nuklir, artinya itu kenapa? (karena kualitas) manusianya,” ucapnya.
Megawati menilai pengembangan riset termasuk soal reaktor nuklir bukan hanya bergantung pada anggaran. Menurutnya, pengembangan tersebut harus lahir dari keinginan anak-anak bangsa Indonesia, termasuk BRIN.
BACA JUGA:
Dia mencontohkan pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang.
Namun, paparnya, stadion tersebut berhasil dibangun anak bangsa dan menjadi kebanggaan Indonesia.
“Tentu ingat ini ada GBK, yang waktu itu teknologi rentang lingkar itu belum banyak. Jadi kita sudah bisa. Itu juga dibantu anak-anak kita sendiri sehingga bisa membangunnya,” jelas dia.
Karena itu, Megawati menuturkan Indonesia bisa mengembangkan inovasi dan riset di sektor reaktor nuklir apabila ada keinginan untuk membangunnya.
Pasalnya, kata dia, inovasi dan riset bisa dikembangkan tanpa melulu berurusan dengan anggaran. Hal yang terpenting adalah adanya perencanaan yang matang.
“Lalu dari mana uangnya? Baru begitu. Bukan uangnya dulu dari mana, lalu buat perencanaan,” pungkasnya.