JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) mendukung penggunaan alat Gajah Mada Electric Nose COVID-19 atau GeNose C19 di layanan KAI untuk screening virus corona pada transportasi kereta api.
"Kami menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh anak bangsa dalam rangka menghadirkan layanan deteksi COVID-19 yang cepat, murah, dan akurat,” ujar Vice President Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Minggu 24 Januari.
GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gajah Mada dan sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Pengambilan sampel dari GeNose C19 berupa embusan napas dan hasil tes dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit.
Tarifnya pun diperkirakan berkisar di Rp20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi di atas 90 persen. Joni mengatakan KAI berencana akan membeli GeNose C19 yang nantinya akan digunakan di berbagai stasiun kereta api.
BACA JUGA:
"Saat ini KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose C19 tersebut pada moda transportasi umum," ujar Joni.
Penggunaan produk dalam negeri ini juga merupakan dukungan KAI pada kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang digalakkan pemerintah pada masa pandemi COVID-19.
"KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Penggunaan GeNose C19 pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI, karena dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut," katanya.