Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tak kuasa menahan tangis dan harunya saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis, 8 Juni.

Momen ini terjadi saat Megawati mengingat mendiang suaminya, Taufiq Kiemas. Tiba-tiba suaranya berubah dan raut wajahnya berubah menahan tangis saat mengucapkan terima kasih bagi kadernya.

"Akhirnya, pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas rencana anak ku semua," kata Megawati sembari menahan tangis.

Suasana kemudian hening sementara Megawati mulai terisak-isak. "Maaf, karena pada tanggal ini adalah almarhum Bapak Taufiq Kiemmas meninggalkan kita bersama tepat 10 tahun," ungkapnya.

Kata Megawati, Taufiq adalah sosok yang selalu bersemangat. Hal tersebut disampaikan dengan suara bergetar.

Mendengar pernyataan itu, para kader kemudian menjadi semangat. "Merdeka!" pekik mereka.

Tak hanya penuh semangat, Megawati mengungkapkan bahwa Taufiq Kiemas juga merupakan sosok yang selalu merangkul, mencari solusi, dan terbuka untuk menolong siapapun yang membutuhkan. Mantan Ketua MPR RI periode 2009-2013 itu dinilai meninggalkan banyak warisan untuk bangsa dan negara Indonesia.

"Almarhum telah meninggalkan legacy bagi bangsa ini adalah berjuang bagi tegaknya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Keutuhan NKRI," ucap Presiden kelima RI itu.

Selanjutnya, Megawati membacakan tujuh perintah harian bagi kader PDIP. Saat itulah, air matanya kembali terlihat.

"Enggak ada rakyat, enggak ada kita," tegas Megawati.

Dia juga tampak menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan pernyataannya. "Karena rakyat, lah, cakrawati partai," sambung Megawati menyudahi pernyataannya.

Usai menyampaikan perintah hariannya dia menyudahi pidato politiknya. Selain itu, dia juga menutup Rakernas III ditandai mengetuk palu lalu memekikkan merdeka sebanyak tiga kali.