Partisan Rusia Pro-Ukraina Berencana Serahkan Tawanan ke Kyiv
Ilustrasi militer Ukraina. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah kelompok partisan Rusia pro-Ukraina pada Hari Minggu mengatakan, mereka telah menangkap beberapa tentara dalam sebuah serangan lintas batas ke Rusia selatan dan akan menyerahkan mereka kepada pihak berwenang Ukraina.

Korps Sukarelawan Rusia membuat klaim tersebut dalam sebuah pernyataan video yang dirilis di Telegram setelah serangan ke wilayah Belgorod, Rusia.

Korps tersebut, bersama dengan para pejuang dari Legiun Kebebasan Rusia, telah mengaku bertanggung jawab atas serentetan serangan di dalam wilayah Rusia, termasuk minggu lalu ketika Moskow mengatakan dua warga sipil terbunuh dalam pertempuran.

Klip video berdurasi satu menit 26 detik itu menunjukkan apa yang tampak seperti belasan tentara Rusia yang ditawan, dengan dua di antaranya terbaring di ranjang rumah sakit. Legiun Kebebasan Rusia juga merilis video yang sama di saluran Telegram.

Korps tersebut sebelumnya mengatakan, mereka telah menahan dua tentara. Seorang pria dari kelompok tersebut, yang tak menyebutkan namanya, mengatakan bahwa lebih banyak tentara Rusia yang ditangkap sepanjang hari.

Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, sebelumnya setuju untuk bertemu dengan kelompok itu jika para prajurit masih hidup. Anggota Korps dalam video itu mengatakan, Gladkov tak kunjung muncul di tempat pertemuan yang telah ditentukan.

"Kami telah memutuskan nasib orang-orang ini. Mereka akan dipindahkan ke pihak Ukraina untuk prosedur pertukaran," kata pria itu, melansir Reuters 5 Juni.

Sebelumnya, Ukraina dan Rusia telah melakukan pertukaran tahanan secara teratur.

Pria itu mengatakan, ia baru saja kembali dari kota Novaya Tavolzhanka, Rusia, di mana Gladkov sebelumnya melaporkan telah bertempur dengan apa yang ia sebut sebagai kelompok "penyabot Ukraina".

Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah memecah kelompok tersebut, dan mengusir para pejuang kembali ke Ukraina.

Gladkov kemudian mengunggah sebuah pernyataan singkat yang mengatakan, ia telah mengadakan pembicaraan dengan pihak berwenang setempat. Tapi, dia tidak menyebutkan adanya rencana pertemuan dengan para anggota kelompok tersebut.

Diketahui, Ukraina menyangkal keterlibatan langsung dalam serangan lintas batas tersebut, tetapi telah menyebutnya sebagai konsekuensi dari invasi Rusia, dan memprediksi kebangkitan apa yang disebutnya sebagai kekuatan yang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Orang-orang Rusia ini mengangkat senjata di luar kehendak mereka. Mereka akan segera memahami seluruh keburukan dan ketidakadilan dari perang yang dilancarkan oleh Putin," kata seorang anggota Korps yang tidak menyebutkan namanya dalam video tersebut.

Sebelumnya, Gladkov mengatakan pasukan Ukraina terus menggempur wilayahnya semalaman setelah dua orang terbunuh pada malam sebelumnya dan ratusan anak-anak dievakuasi dari perbatasan.