Bagikan:

JAKARTA - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) membahas perkembangan kerja sama pembangunan mass rapid transit (MRT) fase 4 rute Fatmawati-TMII dan light rail transit (LRT) Bali.

Pembahasan itu dilakukan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat bertemu dengan Chairman & CEO Korean National Railway (KNR) Kin Hanyoung dan CEO Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Cooperation (KIND) Kang Hoon Lee di Seoul, Korsel, Selasa (30/5).

Pertemuan tersbut usai menghadiri International Civil Aviation Organization's Global Implementation Support Symposium (ICAO GISS) 2023.

"Indonesia dan Korsel berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan dan penyelesaian kedua proyek proyek tersebut, yang saat ini sedang dalam tahap penyusunan studi kelayakan baik pra feasibility study (FS) maupun feasibility study (FS)," ujar Menhub melalui keterangan tertulis dikutip ANTARA, Rabu, 31 Mei.

KNR dan KIND merupakan dua perusahaan asal Korsel yang menjadi bagian dari Konsorsium Korea (Korean Consortium/K-Consortium) untuk proyek pembangunan MRT fase 4, bersama satu perusahaan lainnya, yaitu Samsung C&T.

Komitmen kelanjutan proyek pembangunan MRT Fase 4 rute Fatmawati-TMII telah ditunjukkan, di antaranya melalui penandatanganan komitmen kerja sama antara PT MRT Jakarta dengan K-Consortium melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP).

Berikutnya, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kedua belah pihak pada November 2022 di Bali dalam side event G20, yang disaksikan langsung oleh Menhub RI, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Hee-Ryong Won.

"Kami melalui Ditjen Perkeretaapian telah bersurat kepada Gubernur DKI Jakarta tentang kajian (pra studi kelayakan/pra feasibility study) yang sudah dilakukan oleh K-Consortium.

Saat ini, kajiannya tengah dievaluasi oleh pihak Pemprov DKI sebagai penanggung jawab proyek pembangunan MRT Jakarta fase 4," ujar Menhub.

Terkait proyek pembangunan LRT Bali, Menhub mengatakan saat ini sedang dalam persiapan untuk melakukan studi kelayakan.

"Studi kelayakan atau FS ini nantinya akan didanai melalui skema bantuan atau official development assistance (ODA) dari Korsel. Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU," ucap Menhub.

Dia mengaku optimis dengan adanya komitmen yang baik dari kedua belah pihak, dua proyek perkeretaapian itu akan mencapai kemajuan yang signifikan dan diselesaikan sesuai dengan target waktu.

"Saya menyambut dan mendorong partisipasi dan kerja sama lebih lanjut dari KNR, KIND, dan perusahaan swasta Korsel lainnya, dalam pengembangan proyek infrastruktur transportasi, khususnya dalam pengembangan perkeretaapian atau proyek infrastruktur transportasi lainnya di Indonesia," ucap Menhub.

Adapun Korea National Railway (KNR) adalah perusahaan kereta api nasional Korea Selatan, yang mengoperasikan jaringan kereta api di seluruh Korea Selatan dan bertanggung jawab atas pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan infrastruktur kereta api di negara tersebut.

Sedangkan KIND adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pengembangan infrastruktur dan pembangunan perkotaan di luar Korea Selatan, yang bertindak sebagai fasilitator, koordinator, dan investor dalam proyek kemitraan pemerintah-swasta atau PPP secara global.