Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut penggunaan TNI dan Polri untuk mengubah perilaku masyarakat dalam menaati protokol kesehatan tidak berpengaruh. Menkes menyebut peran kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang diisi oleh ibu-ibu sangat diperlukan.

"Tentara polisi sudah pernah dipakai (untuk pendisiplinan protokol kesehatan, red), dipaksa enggak berhasil. Maka saya bilang memang perubahan perilaku harusnya (didukung, red) PKK," kata Budi dalam kegiatan webinar bertajuk Dialog Warga: Vaksin dan Kita Komite Pemulihan Ekonomi dan Transformasi Jabar yang dikutip Jumat, 21 Januari.

Dia menilai peran ibu-ibu PKK ini akan menjadi sentral untuk perubahan perilaku di tengah masyarakat. "Karena apa, yang ditakuti seorang pria selain polisi ya istrinya," ungkapnya.

"Jadi dekatinya lewat istri nanti ngajarin suaminya atau dia ngajarin anak-anaknya supaya pakai masker dan cuci tangan. Saya saja kalau pergi suka dimarahin istri nurut. Menteri aja nurut, 'mana ini maskernya, masa menkes lupa pakai masker bagaimana sih'. Ya sudah pakai masker," imbuh dia.

Menkes menilai masalah yang ada di tengah pandemi memang tak bisa diurusi sendiri oleh Kementerian Kesehatan. Kata Budi, Kemenkes bisa memperbaiki masalah teknis yang terjadi seperti perbaikan pola testing dan hal lainnya.

Sementara untuk perubahan perilaku, kata dia, bukan hanya didasari oleh peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah tapi juga kesadaran masyarakat.

"Jadi saya di sini memang enggak bisa lakukan ini sendiri, harus bersama-sama," tegasnya.

"Saya bilang ke teman-teman kesehatan, jangan eksklusif. Ini harus dilakukan secara inklusif. Dan enggak bisa pemerintah hanya bikin program saja tapi harus jadi gerakan yang didukung semua komponen bangsa, civil society yang formal, non formal, muda, sampai yang pensiun," pungkasnya.