Pemerintah Indonesia dan Jepang Menargetkan Penyelesaian IJ-EPA pada September 2023
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto (kanan) dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura. (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura di Detroit, Amerika Serikat, menghasilkan komitmen untuk menyelesaikan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) pada bulan September 2023. Keinginan ini telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat Pertemuan KTT G7 di Hiroshima pada Mei 2023.

Menurut Menko Airlangga, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan CEO perusahaan-perusahaan Jepang sebelumnya telah menghasilkan 5 Memorandum of Understanding (MoU) dan 24 Letter of Intent (LoI). Salah satu komitmen yang disepakati adalah penanganan pertanian oleh Sumitomo Forest. Dengan target penyelesaian IJ-EPA pada bulan September 2023, Pemerintah Indonesia berharap dapat mempererat hubungan bilateral dengan Jepang.

“Kami berharap Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) dapat diselesaikan pada September 2023 sebelum KTT Ke-43 ASEAN,” kata Airlangga dalam Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura di sela Pertemuan Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di Detroit Amerika Serikat, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Sabtu, 27 Mei.

Menteri Nishimura menyampaikan harapannya agar penyelesaian IJ-EPA dapat dilakukan pada September 2023 atau paling lambat pada bulan November 2023. Jepang melihat tahun 2023 sebagai tahun yang istimewa karena merupakan perayaan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang dan 50 tahun kerja sama ASEAN-Jepang.

Dalam Pertemuan IPEF Ministerial Meeting tanggal 27 Mei 2023, Menteri Nishimura akan mengumumkan bentuk bantuan baru bagi negara anggota IPEF dan berharap Indonesia dan Jepang dapat terus bekerja sama dalam mencapai kesepakatan IPEF yang saling menguntungkan.

Jepang juga berharap untuk mencapai perjanjian serupa dengan Indonesia terkait bahan mineral kritikal setelah sebelumnya berhasil menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat mengenai perdagangan mineral penting untuk baterai kendaraan listrik.

Kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pengembangan kendaraan listrik juga akan mendapatkan dukungan melalui ASEAN "Leaders' Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem". Dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang, Menteri Nishimura mengundang Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menghadiri ASEAN-Japan Business Week yang akan berlangsung pada 5-8 Juni 2023 di Jepang.

Acara ini akan menjadi platform bagi KADIN Indonesia dan Japan External Trade Organization (JETRO) untuk melakukan pertemuan penting dan penandatanganan kesepakatan dalam bidang industri hijau.

Menko Airlangga mengapresiasi undangan tersebut dan memastikan bahwa Indonesia akan mengirimkan perwakilan dari pemerintah dan pelaku usaha untuk hadir dalam ASEAN-Japan Business Week. Kedua negara sepakat untuk membahas projek konkret terkait clean and green economy, seperti pengembangan proyek investasi Jepang dalam mendukung pengembangan teknologi hidrogen serta amonia biru dan hijau di Indonesia.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, juga turut hadir Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani, Sesmenko Perekonomian, dan beberapa pejabat dari Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian.

Komitmen untuk menyelesaikan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) pada bulan September 2023 menunjukkan upaya serius dari kedua negara untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan perdagangan. IJ-EPA merupakan perjanjian perdagangan bilateral yang mencakup berbagai aspek, termasuk akses pasar, investasi, kerja sama teknologi, perlindungan intelektual, dan pengurangan hambatan perdagangan.

Apabila IJ-EPA berhasil diselesaikan, ini akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara. Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di ASEAN memiliki potensi pasar yang besar bagi produk-produk Jepang. Sebaliknya, Jepang merupakan salah satu mitra perdagangan dan investor penting bagi Indonesia, yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan infrastruktur, manufaktur, dan sektor lainnya.

Melalui IJ-EPA, diharapkan akan terjadi peningkatan investasi, transfer teknologi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi kedua negara. Selain itu, kesepakatan ini juga dapat memperkuat posisi ASEAN-Jepang sebagai mitra perdagangan dan investasi yang kuat, serta mendorong integrasi ekonomi dan pembangunan regional.

Dalam upaya mewujudkan ekonomi bersih dan berkelanjutan, kerja sama dalam pengembangan teknologi hijau seperti hidrogen dan amonia berkelanjutan akan menjadi langkah penting. Indonesia sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah dan Jepang sebagai negara dengan keunggulan teknologi dapat saling mendukung dalam mempercepat transisi menuju energi bersih.

Komitmen yang ditunjukkan oleh kedua negara dalam pertemuan ini merupakan langkah positif untuk memperdalam hubungan bilateral, meningkatkan kerja sama ekonomi, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan penyelesaian IJ-EPA yang diharapkan pada September 2023, Indonesia dan Jepang dapat memperkuat kemitraan strategis mereka dalam bidang ekonomi dan perdagangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi kedua negara.